Baca Juga :
Foto Paus Faransiskus (tengah). Photo via https://bdnews24.com/ |
Alih-alih situasi yang tidak karuan ini, banyak pemimpin dunia sedang dalam tekanan bagaimana membebaskan negerinya dari penyakit ini. Keprihatinan atas duka dan kecemasan ini juga merasuk para pemimpin spiritual agama-agama.
Paus Fransiskus sebagai kepala Gereja Katolik Roma yang mengepalai lebih dari 1,2 miliar umat harus memutar otak bagaimana menghindarkan umatnya dari badai ini. Lantas, jalan terbaik yang ia pilih adalah "mengubah tradisi".
Fransiskus, Paus "Pengubah Tradisi"
Jauh sebelum COVID 19, Paus asal Argentina telah melakukan banyak hal yang bisa kita katakan bertentangan dengan tradisi gereja. Sebagai bukti, kita bisa ikuti perubahan-perubahan yang telah ia lakukan sejak masa pontifikatnya 19 Maret 2013.
Pertama, Paus Fransiskus menolak untuk tinggal di Istana Kepausan kediaman resmi para paus turun temurun. Ia lebih memilih tinggal di Wisma Vatikan yang sederhana. Kedua, Paus membasuh Kaki tahanan wanita. Selama berabad-abad, para paus hanya membasuh kaki para tahanan pria sebelum Jumat Agung. Peristiwa ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan Paus Fransiskus meretas tradisi itu.
Ketiga, Paus Fransiskus membuka kembali sekat yang memisahkan Anak-anak Abraham ribuan tahun sejak Perang Salib pertama tahun 1099. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Abu Dhabi, antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Dr. Ahmed At-Tayeep Qatar untuk bersama-sama membangun perdamaian dunia.
Keempat, Paus Menutup Perayaan Trihari Suci. Yang menjadi sorotan dunia adalah keputusan untuk menutup perayaan Trihari Suci bagi publik di Basilika St. Petrus. Tindakan ini bukan tanpa alasan. Demi keselamatan umatnya ia mengambil kebijakan yang "meruntuhkan" tradisi Gereja selama berabad-abad.
Perayaan Trihari suci tertutup hanya dihadiri oleh beberapa wartawan yang sedang melakulan siaran Misa Live Streaming. Hal ini berbeda dari tahun 2019 di mana umat yang hadir mencapai 70.000 orang. Perayaan Trihari suci via Live Streaming tanpa kehadiran umat adalah yang pertama kali dalam sejarah.
Fransiskus, Paus Terakhir?
Judul tulisan ini agak konfrontatif sebab terkesan seperti mampu membaca masa depan. Dalam buku The Last Pope (Paus Terakhir) yang ditulis oleh John Hogue, dikisahkan tentang ramalan St. Malachy tentang para paus di akhir zaman. Ramalan buku ini sangat ditolak oleh para petinggi gereja dan menganggapnya sebagai penipuan.
Akan tetapi ramalan ini menakjubkan di mana 90% telah menjadi kenyataan. Teks ramalan ini dikunci dalam labirin Vatikan selama 400 tahun. Kemudian ditemukan lagi pada tahun 1595. Prediksinya mencakup rentetan tahun sampai runtuhnya kepausan menjelang Hari Kiamat.
Dia memperdiksi: setelah masa pontifikat Paus Benediktus XVI, akan muncul paus terakhir dan menyebabkan runtuhnya gereja. Apakah ramalan ini sedang terjadi? Ataukah ini hanyalah konspirasi untuk mencari nama? Siapakah penggantinya sekarang? Paus Fransiskus. Apa yang sedang runtuh dari gereja? Tradisi-tradisi.
Apakah sudah kiamat? Pandemi COVID 19.
Setelah Paus Benediktus XVI
Buku "The last pope", menyajikan satu ramalan tentang para paus sepanjang sejarah. Hal yang mengagetkan para pembaca adalah bahwa kiamat akan terjadi setelah pergantian Paus asal Jerman itu. Lantas, setelah kita melihat situasi saat ini di tengah pandemi apakah ini sudah kiamat
Buku ini telah meramalkan peristiwa yang akan terjadi dalam gereja saat ini. Bisa dikatakan bahwa, paus terakhir saat kiamat dunia adalah satu paus lagi setelah Paus Benediktus XVI. Dan paus itu adalah Paus Fransiskus. Buku tersebut juga mengatakan bahwa keduanya akan hidup bersama saat kiamat. Apakah Pandemi Covid 19 itu kiamat?
Vatikan secara resmi menolak ramalan St. Malachy. Namun ada dua hal yang bisa menjadi bukti bahwa ramalan ini benar. Pertama adalah bahwa ruang dinding Gereja St. Paulus di Roma tetap terbuka hanya untuk dua potret lagi antara potret semua paus sejak Uskup Roma pertama. Paus Benediktus XVI, telah mengisi satu ruang tersebut. Kini hanya tersisa satu portal kosong untuk potret paus masa depan dan itu sudah pasti adalah Paus Fransiskus.
Lalu hal kedua adalah bahwa kini, hanya ada dua ruang kosong untuk dua makam yang tersisa di ruang bawah tanah yang paling suci di Basilika St. Pertrus. Untuk jenaza Paus Benediktus XVI dan paus penggantinya (Paus Fransiskus). Dan apabila kedua paus ini telah meninggal dan dimakamkan, maka sudah selesai. Apakah kiamat yang adalah akhir zaman akan terjadi? Kita lihat saja.
Lalu hal kedua adalah bahwa kini, hanya ada dua ruang kosong untuk dua makam yang tersisa di ruang bawah tanah yang paling suci di Basilika St. Pertrus. Untuk jenaza Paus Benediktus XVI dan paus penggantinya (Paus Fransiskus). Dan apabila kedua paus ini telah meninggal dan dimakamkan, maka sudah selesai. Apakah kiamat yang adalah akhir zaman akan terjadi? Kita lihat saja.
Persis dalam ramalan St. Malachy, sebelum hari Penghakiman seorang masih hidup, dan seorang lain lagi masih harus dipilih dalam konklaf masa depan yang mungkin diadakan hanya beberapa tahun dari sekarang. Dan hal ini telah kita lewati dan benar bahwa konklaf telah terjadi.
Pandemi COVID 19, KIAMAT?
Buku "The Last Pope" pada ulasan Bab 9 " Kiamat Sekarang, Masa Depan Benediktus XVI" diuraikan satu hal tentang dua ruang tersisa di Basilika St. Petrus yang akan digunakan untuk memakamkan jenazah Paus Benediktus XVI dan satu paus lagi. Dan paus itu adalah Fransiskus yang terpilih pada 2013 atau 4 tahun sebelum terbitnya buku tersebut.
Lantas pada ulasan buku ini melontarkan satu pertanyaan konfrontatif " Apakah Benediktus XVI Paus Terakhir? Atau apakah ada seorang paus lagi. Pertanyaan ini seudah terjawab bahwa masih ada paus lagi yakni Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus apakah akan menggenapi ramalan St. Malachy, sepertinya iya dan tidak. Jika Iya kita akan mendukung bahwa pandemi COVID 19 adalah kiamat. Bagi orang-orang yang ingin mencari untung menganggap pandemi ini sebagai kiamat.
Persis dalam ramalan bahwa kiamat akan terjadi setelah masa kepemimpi setelah Paus Benediktus XVI. Dan dikatakan pulah bahwa pergantian paus Benediktus XVI, dengan Paus baru keduanya akan hidup bersama-sama sampai konklaf berikut. Sampai ramalan ini, kita bisa katakan bahwa itu benar. Sampai pada konklaf 2013 lalu paus Benediktus masih hidup.
Pandemi ini telah menjadi kiamat bagi beberapa negara. Dan persis terjadi pada masa kepemimpinan paus Fransiskus seturut ramalan itu. Pada ramalan tersebut dikatakan bahwa akan terjadi kehancuran gereja (mungkin kematian umat Allah oleh pandemi)
Paus Fransiskus sedang dalam masa kritis kepemimpinannya. Tradisi-tradisi ribuan tahun harus dirombak tanpa rencana. Periatiwa ini sedang memenuhi sebagian ramalam St. Malachy. Apakah benar Fransiskus, Paus terakhir di hari kiamat? Dan apakah Pandemi COVID 19 adalah kiamat? Mari kita beri nilai sendiri.
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini, Aku akan mendirilan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya"(Mat 16:18)
"Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman" (Mat 28:20)
Penulis : Yohanes Adrianus Siki
KOMENTAR