Baca Juga :
Pertanyaan "Benarkah Tuhan Bangkit Pada Hari III?" adalah pertanyaan krusial yang tidak pernah selesai dipertanyaakan sepanjang sejarah iman Kristen. Bagi kita Orang Kristen, segala hal yang berkaitan dengan dogma gereja sejatinya cukup diimani
Namun pertanyaan di atas bukan berarti tidak bisa dijawab. Inti pertanyaan yang saya ajukan pada awal tulisan ini adalah tentang kebenaran "hari ketiga" bukan soal bangkit atau tidak. Kebangkitan adalah inti iman Kristen. Dan itu tidak perlu diperdebatkan.
Mari kita kembali menalar soal kebenaran "hari ketiga". Dalam iman kita, selalu kita diajarkan bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Apakah benar bahwa aktus iman ini terjadi pada hari ketiga?
"Hari ketiga" versi Modern
Baik. Saya akan mengulas pertanyaan ini yang selalu mengganggu iman orang Kristen sepanjang sejarah. Sebelum saya masuk dalam pemahaman Budaya Yahudi, saya mencoba mengulas dari perspektif penanggalan modern.Kaum agnistik meragukan kebenaran kebangkitan pada hari ketiga dengan beragam alasan. Namun alasan yang mungkin sama juga dengan apa yang kita pikirkan yakni soal hari ketiga.
Hari ketiga dalam penanggalan modern itu absurd. Mengapa demikian? Sebab orang-orang agnostik dan juga sebagian orang Kristen menggunakan penanggalan modern sebagai jawaban untuk pertanyaan itu. Lantas, dalam perhitungan modern satu hari itu 24 jam.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Yesus wafat pada hari jumat (dasar Jumat Agung) tepat pukul 15:00 (jam 3 petang hari). Lalu perayaan kebangkitan-Nya sudah dimulai pada sabtu malam setelah matahari terbenam.
Jedah antara hari jumat ke hari sabtu malam bisa kita katakan hanya 24 jam. Artinya, Yesus hanya membutuhkan satu hari untuk bangkit dan bukan tiga hari. Jika tiga hari, maka Yesus seharusnya bangkit pada hari senin. Lantas, apa yang bisa kita buat? Apakah kita sesat? Tidak!
"Hari ketiga" versi Budaya Yahudi
Umat Kristen tidak sesat. Mengapa demikian? Sebab para peletak dasar iman Kristen berlatar belakang budaya Yahudi. Maka secara otomatis segala kebudayaan Yahudi turut mempengaruhi iman Kristen pertama.Polemik tentang tiga hari di dalam kubur lalu Ia bangkit pada hari 3 bisa kita baca dalam Injil. Bahwa penanggalan Yahudi menghitung satu hari hanya 12 jam. "Jawab Yesus: Bukankah ada duabelas jam dalam sehari?"(Yoh 11:9)
Jadi sampai pada poin ini kita sudah bisa mengerti perhitungan asalinya. Maka angka 3 yang diikuti gereja hingga saat ini tidak terlepas dari budaya perhitungan Yahudi dan bukan perhitungan modern.
Maka bisa kita mengerti bahwa jika Yesus wafat pada jam 3 petang, maka jam 3 subuh (pagi-pagi buta) hari sabtu itu sudah satu hari. Kemudian dari jam 3 subuh ke jam 3 petang sudah dua hari. Lalu dari jam 3 petang hari sabtu ke jam 3 subuh hari minggu sudah hari ke tiga.
Jadi tidak ada kesesatan dan kebingungan sebab memang benar Yesus bangkit pada jam 3 subuh hari minggu pagi, sehingga pada pukul 6 pagi hari minggu paskah Yesus sudah tidak ada lagi di kubur-Nya.
Mari kita bagi kado paskah ini kepada sesama kita yang masih belum menemukan jawaban atas pertanyaan di atas selama bertahun-tahun. Salam Yesus Bangkit. Halleluya.
KOMENTAR