Baca Juga :
Pulau Sumba merupakan sebuah pulau indah dan eksotik yang terletak di bagian selatan Indonesia.Pulau Sumba juga masih merupakan salah satu pulau yang ada di propinsi Nusa Tenggara Timur. Nusa Tenggara Timur memiliki budaya yang beragam dan unik, bahkan bisa di katakan keaslian budaya masih sangat terjaga di provinsi ini. Keanekaragam budaya terjadi karena setiap pulau memiliki masing masing budaya berbeda yang di wariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Selain budaya yang berbeda, NTT memiliki ragam bahasa yang beragam, karena setiap suku-suku yang ada di NTT, memiliki masing-masing bahasa yang berbeda-beda.
Tiga tahun
lalu, tepatnya tahun 2017 saya memutuskan untuk mengadakan culture tour I
dengan bermodalkan dana pribadi. Tujuan saya adalah untuk sedikit
mempelajari kehidupan sosial masyarakat terutama budaya masyarakat sumba yang
asing bagi saya yang merupakan seorang anak yang besar di Timor.Tour ini saya lakukan ketika saya selesai mengerjakan skripsi saya, sebagai satu cara refresing, untuk menenangkan otak sambil menunggu waktu wisuda . Perjalanan saya di mulai dari kota Malang dengan rute, Terminal Arjosari Malang-Penyebrangan Gilimanuk-Bali-Tambolaka.
Perjalanan dari Malang ke Bali menggunakan Bus Pariwisata dengan jumlah penumpang yang banyak sesuai dengan besarnya bus tersebut. Perjalanan saya tempuh dengan malam hari, pertimbangannya adalah agar nyaman dalam perjalanan, mengingat jarak yang sangat jauh. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Penyebrangan Gilimanuk, selat yang mebagi pulau Jawa dan bali, tepatnya di ujung Banyuwangi adalah 12 jam, Tetapi jangan khawatir kita akan beristirahat untuk sekali makan sebelum tiba di Gilimanuk.
Berikut saya
ceritakan keunikan keunikan kehidupan masyarakat Sumba yang menjadi budaya di
tanah yang di kenal dengan tanah marapu. ini adalah sebuah kisah perjalanan saya, yang merupakan sebuah impian saya untuk mengenal kehidupan masyarakat Sumba, yang lebih di kenal dengan "atta Humba" dan di panggil tanah Marapu. Kebudayaan menjadi salah satu hal yang saya cintai, entah atas alasan lain apa, tapi yang pasti mengenal budaya berarti kita mengenal peradaban, dan dari mana pembabakan kisah manusia dan kehidupannya hingga saat ini. Mari kita telusuri kembali cerita cerita unik indah. yang pernah dititpkan oleh tanah sumba kepada saya.
1. Cium Hidung - Representasi Indentitas Atta Humba
Tradisi unik yang bisa ditemukan ketika berkunjung ke Pulau Sumba adalah tradisi cium hidung atau "pudduk" (dalam bahasa Sumba Timur). Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun oleh leluhur orang Sumba. Hongi merupaka tradisi cium hidung yang masih ada hingga sekarang. Cium hidung memiliki sebutan beragam dalam bahasa ibu orang Sumba di antaranya 'Udoko' dalam bahasa ibu orang Kodi.
Cium hidung sesungguhnya mempunyai makna dan filosofi yang majemuk dan sangat dalam.hidung merupakan indra yang sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu alat untuk bernapas, saat melakukan cium hidung maka kita merapatkan wajah sedekat mungkin, tapi jangan sampai menyentuhkan bibir, hal ini jelas akan di anggap tabu dan melanggar tata krama. Dengan kedekatan wajah seperti itu, maka menunjukan bukan saja kedekatan fisik tapi juga kedekatan dan pertukaran napas kehidupan.Hal ini melambangkan relasi yang sangat menyatu, akrab, bersahabat, bersaudara, bersolider dan saling mengasihi.
Jika kalian banyak membaca maka tradisi cium hidung ini merupakan budaya masyarakat Sabu dan juga suku Moari. Hal cium hidung ini akan menjadi hal yang lumayan baru bagi kita yang pertama kali tiba di tempat ini. akan tetapi kalian harus ta bahwa cium hidung menjadi gerbang pertama penyatuan diri kita dengan kebudaan Sumba yang sangat indah.
2. Makan daging Ayam Utuh.
Hal ini mungkin
janggal untuk di dengar, tapi ini kenyataan yang saya alami di tanah Marapu
yang indah ini. Saya berkunjung ke rumah seorang tetua desa untuk sekedar
bercerita tentang kehdupan masyarakt desa Kalembukaha yang berada di Sumba
Barat Daya. Saya di sodorkan satu ekor daging ayam panggang utuh, beserta nasi dan sayuran lainnya.
Tetua ini mengatakan kepada saya bahwa perjamuan pertama di rumahnya mengharusnkan saya sendiri menghabiskan seekor ayam panggang tersebut yang memang di khususkan untuk menerima saya. Dan jelas suatu kebahagiaan besar bagi yang doyan makan, namun mimpi buruk bagi sayan yang terlahir dengan porsi makan sedikit. Melihat daging ayang yang begitu besar di sertai nasi dan sayuran lainny, membuat ekspresi wajah saya berubah antara khawatir malu dan shock. Ternyata bapak pemilik rumah itu mengerti dengan yang sara rasahkan sehingga beliau menjelaskan, daging ayam itu memang dikhususkan kepada saya, tapi jika saya tidak bisa menghabiskannya sendiri, maka saya bisa membagikannnya dengan saudara saudara yang ad bersama saya dalam jamuan makan malam itu, akan tetapi yang membaginya harus saya sendiri, bukan pemilik jamuan.
Makna dari hal ini adalah bahwa orang sumba menerima kehadiran dan kedatangan saya dengan sangat senang dan bahagia, ketika saya menerima pemberian mereka dalam rupa daging ayam uth itu artinya saya mau berbaur dengan mereka, dan ketika saya berbagi ayam itu kepada mereka artinya bahwa saya resmi menganggap mereka bagian dari diri saya, keluarga saya dan saudara saya.
indah kan makna dari peristiwa ini? inilah keindahan dari budaya, saya sudah bilang saya jatuh cinta kepada budaya lebih dari jatuh cintanya saya kepada lelaki.
3. Kain Tenun Asli Sumba Sebagai Hadiah yang memiliki arti pengikat hubungan persaudaraan.
Orang sumba adalah orang orang yang memiliki nada bicara keras dan kasar, namun jangan salah soal hati. mereka memiliki hati yang lembut dan sangat ramah kepada kita. ketika berada di sana saya mengunjungi beberapa rumah warga, dan setiap kali saya kembali maka mereka selalu menitipkan sehelai kain sarung Sumba yang sangat indah motif-motifnya. Ukuran kain di Sumba selalu besar besar dan tebal-tebal. kain yang diberikan kepada kita akan menjadi tanda bahwa kita dan mereka pernah bertemu dan selamanya akan menjadi keluarga. selain kain sarung, saya juga menerima beberapa kalung tradisional Sumba yang di sebut Annahida, yang merupakan aksesoris pelengkap pkaian tradisional adat Sumba.
Orang sumba sangat mengagumi kecantikan orang Timor, Kata mereka kalian orang Timur memiliki rambut bergelombang, dengan tatapan mata tajam dan kulit coklat yang sangat eksotis, dalam benak saya benarkah keriting merah dan kulit hitam terlihat seperti hal istimewa bagi ata humba yang yang wanitanya memiliki rambut hitam panjang dan kuli putih yang indah? ya sudahlah kecantikan itu relatif kan, hal yang biasa bagi kita bisa jadi luar biasa bagi orang lain.
4. Ketopo ( Parang Tradisional Sumba )
Setiap suku yang ada di Nusantara ini memiliki senjata tradisional yang menjadi ciri khas suku tersebut. biasanya senjata tersebut disimpan di rumah dan akan dipakai pada moment-moment tertentu, seperti acara rumah adat, acara tunu (memberi makan arwah lelulur), masuk minang dll. Hal ini berbeda dengan masyarakat Sumba, terkhusus Sumba Barat Daya yang saya lihat sendiri selama sebulan di sama. Setiap lelaki yang berumur remaja sampai orang tua akan membawa Ketopo di manapun mereka pergi, dengan cara di ikatkan pada pinggang dengan menggunakan salendang tenunan. Di Sumba, fungsi parang bisa diketahui melalui gagangnya.
Kalau gagangnya dari kayu, hampir dipastikan sebagai parang kerja. Jika parangnya bergagang tanduk hewan, apalagi dari gading, dipastikan sebagai aksesori atau pelengkap busana adat pria Sumba. Di lingkungan orang Sumba, kelompok parang terakhir itu lazim disebut sebagai parang pinggang.Di Sumba, fungsi parang bisa diketahui melalui gagangnya. Kalau gagangnya dari kayu, hampir dipastikan sebagai parang kerja. Jika parangnya bergagang tanduk hewan, apalagi dari gading, dipastikan sebagai aksesori atau pelengkap busana adat pria Sumba. Di lingkungan orang Sumba, kelompok parang terakhir itu lazim disebut sebagai parang pinggang.Kita akan bertemu dengan para lelaki ini dimanapun dengan senyum yang ramah namun menurut saya sangat seram dan misterius, karena semanis-manisnya senyum mereka, tetap ada senjata parang yang sangat tajam terhunus di pinggang mereka.
Ada seseorang sesepuh yang menceritakan kepada saya waktu ini bahwa Parang itu tidak sembarang dikeluarkan dari sarungnya, karena jika terlanjur di keluarkan maka harus ada darah yang membasahi parang itu sebelum di sarungkan, saya berasumsi bahwa kemungkinan besar hal ini juga yang menyebabkan terjadinya perang antar kelompok kelompok orang tertentu. Pernah ketika saya melewati salah satu perkampungan dalam perjalanan ke suatu desa adat di SBD, saya harus melewati jalan yang kedua kelompok warga saling serang dan jalan raya seolah menjadi pembatas dua kelompok yang bertikai. Yang menarik adalah, kita tidak akan di serang oleh mereka, jadi seperti benar benar kami meyaksikan film perang suku versi nyata. Hal yang sangat menakutkan juga lumayan seru untuk saya.
5. Kubur batu yang sangat Bagus dan Unik.
Kubur batu masyarakat SBD merupakan kuburan yang unik, yang tidak muda di temukan di daerah lain. hal inilah yang mejadikan kubur batu sebagai identitas masyarakat Sumba pada umumnya. Hal ini sangat menarik karena bentuknya yang indah dan sangat unik, juga sarat akan makna.
Kuburan batu besar yang identik dengan jaman megalitikum, bisa di
dengan mudah ditemui di Pulau Sumba. Karena tradisi batu besar jaman
purba terus dijaga oleh masyarakat pulau ini. Hampir setiap rumah
minimal memiliki sebuah kuburan batu. Kuburan itu biasanya dibangun di
depan rumah mereka. Masyarakat Sumba percaya, rumah ketika masih hidup
haruslah berdampingan dengan rumah ketika mereka meninggal, dalam hal
ini kuburan. Dan juga, ini adalah sebagai simbol kedekatan antara arwah
dan keluarga yang masih hidup. Kebanyakan keluarga yang meninggal akan di kuburkan dekat di dekat rumah sehingga tetap berdampingan satu sama lain.
Sebagai bentuk penghormatan kepada
kerabat yang telah meninggal, keluarga akan membuatkan batu kubur yang
besar dan indah. Batu - batu itu diambil dari gunung, kemudian dipahat
sesuai dengan bentuk dasar yang diingankan, setelah itu ornamen -
ornamen akan diukir di setiap sisi batu yang telah terbentuk menjadi
sebuah dolmen atau sarkofagus. Semakin indah dan besar sebuah batu
kubur, maka hal itu menyimbolkan juga semakin besar status dan martabat
dari yang meninggal. selain di ambil dari gunung, batu kubur ini juga di ambil dari pesisir pantai dengan cara di tarik dengan tenaga kuda dan orang-orang setelah melewati ritual dan upacara adat tertentu.
Salah satu rumah adat di daerah Kodi Bangedo, Setelah berbagi sirih pinang dengan ibu penjaga rumah adat (Kurry) |
6. Rumah adat sumba ( Uma Menara)
Rumah adat Sumba biasa memiliki tata letak berbentuk persegi. Empat
tiang utama penopang atap puncak dari rumah ini, memiliki simbolisme
mistis. Sebuah rumah adat Sumba dapat menampung satu hingga beberapa
keluarga. Dua pintu masuk diposisikan di kiri dan kanan rumah. Tidak ada
jendela di rumah adat Sumba, ventilasi udara melalui lubang kecil di
dinding, yang terbuat dari anyaman dahan sawit atau selubung pinang. Tanduk kerbau sering digunakan sebagai penghias dinding sebagai pengingat pengorbanan masa lalu. Saya sempat melakukan observasi singkat di beberapa kampung adat antara lain, Rae ( Rumah Suku Lamunde dan Chondora, dan beberaoa rumah milik beberapa suku besar) yang di bangun pada satu komplek, sehingga membentuk perkampungan adat.
Rahang Babi yang di pajang ( Kurry) |
Rahang babi yang di pajangkan untuk menghitung berapa banyak babi yang telah di sembeli untuk acara acara adat di rumah adat ini. jadi, Selain tanduk kerbau yang kita temukan di depan rumah Adat, kita juga akan menemukan banyak sekali rahang babi yang di susun dan di gantung di dekat atap rumah adat. Hal ini untuk mengingat pengorbanan dan penyembelihan babi dalam setiap acara adat. Tanduk kerbau yang di susun berdasarkan besarnya di depan rumah adat. tanduk kerbau ini merupakan tanduk dari kerbau kerbau terbaik yang di sembelih untuk acara-acara adat seperti kematian dll. Semakin besar hewan yang di bawa oleh seseorang ke acara adat yang di selenggarakn, maka orang itu akan di anggap orang paling hebat.
Penulis berpose pada kuburan batu pemilik rumah adat dan pemimpin di kampung Jahamono ( Kurry) |
7. Sosok Legenda Pemimpin Kampung Jahamono dan Pohon Keramat
Ini adalah kuburan pemilik rumah adat yang di kunjungi oleh penulis. Almarhum adalah sosok pemimpin di kampung itu sebelum meninggal. Jika terjadi perang kampung maka beliau yang akan memimpin perang, juga jika terjadi pencurian dan perampokan maka beliau juga yang akan memimpin semua lelaki di kampung ini untuk membunuh para pencuri maupun perampok. Menurut cerita yang saya dengar, semasa hidupnya beliau telah memenggal banyak kepala pencuri perampok dan orang orang yang berniat mengusik kampung ini.
Penulis dan pohon keramat ( Kurry) |
Pohon ini tumbuh tepat di depan rumah adat yang di kunjungi oleh penulis, tepat di samping kubur batu sang leluhur kepala kampung Jahamono. Konon pohon ini sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun lalu, sehingga di keramatkan di kampung ini. pohon ini tidak boleh di sentuh tanpa ijin dari pemiliknya atau di sentuh untuk di rusak seperti pi potong batangnya atau daunnya, penulis telah di ijinkan untuk mempelajari keadaan rumah adat ini, di tandai dengan penerimaan tuan rumah dengan surugan sirih pinang dan beberapa doa adat.
8. Tradisi Memelihara Kuda
Kuda merupakan salah satu kebutuhan mendasar orang Sumba. Setiap rumah wajib memiliki hewan yang satu ini, selain kerbau. karena Kuda di butuhkan di semua acara adar masyarakat sumba, dan merupakan kebutuhan mendasar untuk meminang seorang perempuan Sumba. Kuda yang ada di Tanah Marapu ini berbeda dengan kuda-kuda lain. selain tinggi dan besar, kuda Sumba memiliki warna tubuh dan rambut yang indah sehingga sangat enak di pandang.
Kenyamanan memang sangat mudah di dapatkan di tanah Marapu ini. Senyum lebar dan tulus akan menerimamu saat kakimu melangkah masuk ke perkampungan mereka. Kita akan mejadi ratu untuk sementara waktu. Saya hanya berada di kampung kecil ini selama dua jam, akan tetapi ikatan rasa sangat kuat terjalin di sini. Mereka mereima kita dengan sangat ramah, memenuhi semua permintaan dan keinginan kita dengan sukarela dan tidak akan meninggalkan kita semenitpun.
Mereka akan mendampingi kita dan bersedia menjelaskan apapun yang kita tanyakan. Saya dengan cepat berbaur dengan mereka semua, orang tua, muda, kecil,besar perempuan dan laki-laki dalam waktu cepat sudah sangat akrab seperti saudara. Mereka hidup dengan sangat sederhana, namun kau tanyakan soal cinta dan kasih sayang, mereka lebih dari sekedar memiliki. Sungguh saya sangat berbahagia bisa bertemu dan belajar banyak hal di tanah ini walau hanya sebentar.
Penulis : Grachiela Do Nacimento
Penulis : Grachiela Do Nacimento