Baca Juga :
Trash Hero Belu ini awalnya dicetuskan oleh seorang wanita yang enerjik dan inspiratif, dialah pemilik nama lengkap Sovia Hariyani Hane Untung atau biasa disapa Sovi. Sebelum mengawali Trash Hero ini, awalnya ia bekerja di Kota Bandung setelah lulus kuliah di Univeristas Katolik Parahyangan Bandung, dan kemudian memutuskan untuk pulang kembali ke Kota Atambua pada bulan april tahun 2019 untuk membangun daerahnya.
Atambua sendiri memang terkenal dengan wisata pantainya, dan sampai saat ini masih banyak pantai di atambua yang belum di eksplor. Hal itulah yang mendorong Sovi untuk pertama kali melakukan gebrakan saat berada di Atambua dengan keinginan menulis tentang pantai-pantai yang ada di Atambua sebagai upaya untuk mempromosikan wisata di daerahnya tersebut. Namun ketika melakukan survei bersama rekan-rekannya, Sovi menemukan kondisi pantai disana yang ternyata kotor atau banyak sampah, sehingga pada saat itu juga tercetus ide untuk membangun komunitas peduli lingkungan.
Seiring berjalannya waktu, Sovi banyak melakukan sharing dengan teman-temannya yang berada diluar kota terkait dengan komunitas peduli lingkungan tersebut, kemudian ada temannya dari daerah Garut yang memberikan masukan untuk mengikuti komunitas Trash Hero saja. Karena Sovi merupakan sosok yang ingin langsung Take Action dan tertarik dengan Komunitas Trash Hero yang sudah mendunia karena memiliki visi yang sama dengannya, maka akhirnya berdirilah Trash Hero Belu tersebut.
"Peduli kepada alam dan masa depan supaya anak cucu kita tidak hanya melihat sampah, tapi mereka bisa mendapatakan lingkungan yang bersih", adalah suatu motivasi dan edukasi dari Sovi kepada dirinya sendiri dan juga kepada komunitasnya tersebut dalam membangun antusiasme dalam melakukan gerakan peduli lingkungan. Hal positif tersebutlah menurut Sovi yang akhirnya mendorong banyak orang baru dari kalangan dewasa maupun anak-anak yang mau berabung dengan Trash Hero Belu.
Total sudah 17 kali Trash Hero Belu Melakukan Clean Up atau pembersihan di lokasi yang berbeda-beda tentunya di daerah Kabupaten Belu khususnya sejak tanggal 1 September 2019 sampai dengan sekarang dengan total 239 orang relawan yang ikut, diantaranya sebanyak 39 orang anak-anak, kemudian total besaran jumlah sampah yang terkumpul adalah 424kg dengan 0,3 Kg diantaranya berhasil di daur ulang. Dari hasil tersebut, Trash Hero Belu berhak menggunakan Logo Putih sebagai Apresiasi atau reward yang didapatkan dari Trash Hero Indonesia dan Trash Hero World.
Selain itu, Trash Hero Belu menjalankan program bermanfaat lainnya seperti Trash Hero Kids, yang mana program ini bertujuan untuk mengumpulkan anak-anak untuk melakukan Clean Up serta memberikan edukasi kepada mereka lewat membaca buku tentang lingkungan yang berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Program lain saat ini yang masih direncanakan adalah Trash Hero Bottle dan Trash Hero Bag atau botol dan kantong atau tas yang bisa digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
Semoga Trash Hero Belu selalu eksis, menginspirasi dan membawa perubahan seperti Slogan Utamanya "We Clean, We Educate, We Change".
Atambua sendiri memang terkenal dengan wisata pantainya, dan sampai saat ini masih banyak pantai di atambua yang belum di eksplor. Hal itulah yang mendorong Sovi untuk pertama kali melakukan gebrakan saat berada di Atambua dengan keinginan menulis tentang pantai-pantai yang ada di Atambua sebagai upaya untuk mempromosikan wisata di daerahnya tersebut. Namun ketika melakukan survei bersama rekan-rekannya, Sovi menemukan kondisi pantai disana yang ternyata kotor atau banyak sampah, sehingga pada saat itu juga tercetus ide untuk membangun komunitas peduli lingkungan.
Seiring berjalannya waktu, Sovi banyak melakukan sharing dengan teman-temannya yang berada diluar kota terkait dengan komunitas peduli lingkungan tersebut, kemudian ada temannya dari daerah Garut yang memberikan masukan untuk mengikuti komunitas Trash Hero saja. Karena Sovi merupakan sosok yang ingin langsung Take Action dan tertarik dengan Komunitas Trash Hero yang sudah mendunia karena memiliki visi yang sama dengannya, maka akhirnya berdirilah Trash Hero Belu tersebut.
Foto bersama Trash Hero Belu dan warga setempat. Via https://www.instagram.com/trashherobelu/ |
Aksi perdana yang berkelanjutan
Tanggal 1 September 2019, adalah awal berdirinya Trash Hero Belu dimana pada saat itu langsung berbarengan dengan aksi "Clean Up" atau pembersihan di Pantai Pasir Putih Atambua yang di kooridinir langsung oleh Sovi dan Yanto, dua orang konseptor ide Trash Hero Belu ini. Meskipun pada saat tanggal pelaksanaan tersebut Yanto tidak dapat hadir karena ada kegiatan di luar daerah, Sovi dan juga bersama dengan teman-teman relawan yang lain berhasil melakukan clean up dengan hasil yang luar biasa, yang mana pada saat itu juga aksi clean up tersebut diikuti oleh komunitas bola seperti Boixos Nois Atambua dan komunitas lainnya serta turut dibantu juga oleh wisatawan yang berkunjung kesana. Tentu saja merupakan keberhasilan yang luar biasa di awal berdirinya Trash Hero Belu tersebut."Peduli kepada alam dan masa depan supaya anak cucu kita tidak hanya melihat sampah, tapi mereka bisa mendapatakan lingkungan yang bersih", adalah suatu motivasi dan edukasi dari Sovi kepada dirinya sendiri dan juga kepada komunitasnya tersebut dalam membangun antusiasme dalam melakukan gerakan peduli lingkungan. Hal positif tersebutlah menurut Sovi yang akhirnya mendorong banyak orang baru dari kalangan dewasa maupun anak-anak yang mau berabung dengan Trash Hero Belu.
Total sudah 17 kali Trash Hero Belu Melakukan Clean Up atau pembersihan di lokasi yang berbeda-beda tentunya di daerah Kabupaten Belu khususnya sejak tanggal 1 September 2019 sampai dengan sekarang dengan total 239 orang relawan yang ikut, diantaranya sebanyak 39 orang anak-anak, kemudian total besaran jumlah sampah yang terkumpul adalah 424kg dengan 0,3 Kg diantaranya berhasil di daur ulang. Dari hasil tersebut, Trash Hero Belu berhak menggunakan Logo Putih sebagai Apresiasi atau reward yang didapatkan dari Trash Hero Indonesia dan Trash Hero World.
Via https://www.instagram.com/trashherobelu/ |
Gebrakan Trash Hero Belu
Gebrakan yang dilakukan oleh Trash Hero Belu adalah membuat Ecobrick pada saat melakukan Clean Up ke 17. Ecobrick sendiri adalah metode untuk meminimalisir sampah dengan media sangkar botol plastik yang diisi dengan limbah anorganik (limbah yang tidak dapat diurai atau diurai) hingga benar-benar keras dan padat. Menurut Sovi Ecobrick adalah metode dan solusi yang paling tepat, karena selama ini setelah melakukan Clean Up, bekerja sama dengan Dinas Linkungan Hidup Kabupaten Belu, sampah yang sudah dikumpulkan tersebut dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah dan itu dianggap hanya memindahkan saja, jadi solusinya adalah melakukan Ecobrick karena mudah dan bisa dilakukan kapan pun.via https://www.instagram.com/trashherobelu/ |
Harapan dari Trash Hero Belu
Trash Hero Belu beranggotakan 8 orang dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, kemudian dengan misi Mengispirasi Masyarakat sekitar supaya bisa peduli pada lingkungan dan mengurangi sampah plastik dengan tindakan nyata serta Prinsip yang dituangkan dalam slogan "Menuju Atambua Bebas Sampah", Trash Hero Belu berharap Masyarakat di Atambua bisa bijak terhadap penggunaan sampah plastik. Harapan lain dari Trash Hero Belu juga semoga ada pihak yang memberikan dukungan secara finansial agar program Trash Hero Bottle dan Trash Hero Bag dapat berjalan. Faktanya memang selama ini Trash Hero Belu berjalan secara mandiri dengan mengandalkan iuran anggota serta relawan yang ikhlas memberikan bantuan dana, karena Trash Hero Belu memiliki kebijakan untuk tidak membuat proposal karena rentan untuk disalah gunakan, jadi yang di lakukan adalah murni pendekatan dengan melakukan tindakan nyata.Semoga Trash Hero Belu selalu eksis, menginspirasi dan membawa perubahan seperti Slogan Utamanya "We Clean, We Educate, We Change".
Tim Redaksi Fianosa
KOMENTAR