Baca Juga :
Budaya merupakan suatu hal yang menjadi ciri khas dari suatu daerah. Budaya ini sangat beragam dengan banyaknya daerah yang ada di Indonesia, seperti nyanyian yang biasa kita dengar “Dari Sabang Sampai Merauke” begitulah luasnya daerah yang ada di Indonesia. Masing-masing daerah tersebut membawa budayanya masing-masing sebagai pembeda dengan daerah lain di nusantara.
Mulai dari bahasa, tarian, adat istiadat, lagu daerah, makanan, hingga pakaiannya yang menjadi ciri khas bagi masing-masing daerah. Keberagaman budaya ini bukan hanya menjadi kebanggaan orang dari daerah tersebut, melainkan sudah seharusnya menjadi kebanggan semua orang di Indonesia. Hal ini karena sesuai dengan semboyan kita Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kita semua memang berbeda suku, berbeda ras, berbeda bahasa daerah tapi kita tetap satu kesatuan bangsa Indonesia.
Keberagaman budaya ini lalu akan membentuk suatu kebudayaan Bangsa Indonesia yang tentu menjadi kewajiban kita untuk menjaga serta melestarikan, sebab budaya ini merupakan warisan nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Namun, di era distribusi informasi yang semakin pesat, teknologi yang semakin canggih, dan krisis globalisasi menyebabkan budaya Indonesia mulai dilupakan oleh para penerus bangsa. Tentu hal ini tidak lepas dari masuknya budaya asing ke Indonesia.
Via Fianosa.com |
Keberagaman budaya ini lalu akan membentuk suatu kebudayaan Bangsa Indonesia yang tentu menjadi kewajiban kita untuk menjaga serta melestarikan, sebab budaya ini merupakan warisan nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Namun, di era distribusi informasi yang semakin pesat, teknologi yang semakin canggih, dan krisis globalisasi menyebabkan budaya Indonesia mulai dilupakan oleh para penerus bangsa. Tentu hal ini tidak lepas dari masuknya budaya asing ke Indonesia.
Pengaruh yang disebabkan oleh budaya asing ini berjalan cepat dan memberikan pengaruh yang signifikan bagi para penerus bangsa. Jika hal ini terus diabaikan bukan tidak mungkin budaya bangsa kita akan hilang dari peradaban. Untuk itu, adanya Generasi Z, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga tahun 2009 (Rastati, R., 2018), generasi inilah yang dapat menjadi motor penggerak budaya di Indonesia, sebab Generasi Z sangat erat dengan teknologi, yang mana ketika generasi ini lahir teknologi hingga internet sudah tersedia dan dapat diakses dengan mudah hanya dalam hitungan detik. Tidak heran jika Generasi Z ini sangat erat dengan karakter yang menggemari teknologi, menyukai sesuatu yang instan, fleksibel, dan tentunya karena informasi serta segala hal bisa didapatkan dengan sekejap mata generasi ini dinilai lebih cerdas dalam hal-hal tersebut.
Karakter yang dimiliki oleh Generasi Z yang sangat mudah dalam mengakses juga membagikan informasi melalui teknologi ini apalagi di era revolusi industri 4.0 yang segala hal secara otomatis, tentu harus diarahkan ke hal-hal yang positif, yaitu untuk pelestarian budaya yang menjadi tonggak kehidupan bangsa Indonesia. Jika budaya ini tidak dilestarikan oleh para penerus bangsa, budaya ini akan hilang bahkan dapat diambil dan diakui oleh negara lain sebagai warisan para leluhur mereka. Pelestarian budaya dapat melalui kegemaran generasi ini yang senang membagikan segala hal yang dilakukan mereka ke media sosialnya, baik berupa foto, video bahkan kata-kata yang akan memberikan daya tarik kepada penoton atau pengikutnya. Kedekatan Generasi Z dengan teknologi menjadi peluang besar untuk menyebarluaskan budaya Indonesia kepada berbagai orang, daerah hingga berbagai negara bagian di dunia.
Generasi Z ini dalam membagikan segala hal mengenai budaya dengan menggunakan media sosial serta strategi yang menjadikan budaya trending yaitu dengan cara membuat “viral”, karena dengan hal ini segala informasi dapat dengan cepat disebarluaskan, dikembangkan, dan dikenal oleh masyarakat. Strategi ini bekerja layaknya suatu virus di komputer, semakin banyak yang tahu, semakin banyak yang menonton, semakin banyak yang membagikan postingan budaya yang dilakukan oleh Generasi Z, maka akan semakin banyak pula orang yang mengetahui budaya.
Karakter yang dimiliki oleh Generasi Z yang sangat mudah dalam mengakses juga membagikan informasi melalui teknologi ini apalagi di era revolusi industri 4.0 yang segala hal secara otomatis, tentu harus diarahkan ke hal-hal yang positif, yaitu untuk pelestarian budaya yang menjadi tonggak kehidupan bangsa Indonesia. Jika budaya ini tidak dilestarikan oleh para penerus bangsa, budaya ini akan hilang bahkan dapat diambil dan diakui oleh negara lain sebagai warisan para leluhur mereka. Pelestarian budaya dapat melalui kegemaran generasi ini yang senang membagikan segala hal yang dilakukan mereka ke media sosialnya, baik berupa foto, video bahkan kata-kata yang akan memberikan daya tarik kepada penoton atau pengikutnya. Kedekatan Generasi Z dengan teknologi menjadi peluang besar untuk menyebarluaskan budaya Indonesia kepada berbagai orang, daerah hingga berbagai negara bagian di dunia.
Generasi Z ini dalam membagikan segala hal mengenai budaya dengan menggunakan media sosial serta strategi yang menjadikan budaya trending yaitu dengan cara membuat “viral”, karena dengan hal ini segala informasi dapat dengan cepat disebarluaskan, dikembangkan, dan dikenal oleh masyarakat. Strategi ini bekerja layaknya suatu virus di komputer, semakin banyak yang tahu, semakin banyak yang menonton, semakin banyak yang membagikan postingan budaya yang dilakukan oleh Generasi Z, maka akan semakin banyak pula orang yang mengetahui budaya.
Banyaknya orang yang tahu akan budaya ini tentu jika terus-menerus diberikan informasi dan tontonan mengenai kebudayaan, seiring melanglangnya waktu, mereka akan mencintai budaya di Indonesia. Ketika kecintaan terhadap budaya ini sudah tertanam dalam diri setiap orang, maka otomatis rasa memiliki dan takut kehilangan akan budaya juga akan melekat dalam diri para penerus budaya bangsa.
Budaya yang hanya mengandalkan teknologi melalui media sosial ini tentu dapat hilang, musnah, serta dihapus, untuk itu perlu adanya peran Generasi Millenial, yakni generasi yang lahir pada tahun 1980 hingga tahun 1995 (Fourhooks, 20015) yang dapat meminimalisir kehilangan budaya ini. Generasi Millenial atau Generasi Y ini biasanya lebih reaktif terhadap perubahan di lingkungannya, maka Generasi Millenial inilah yang akan lebih protektif terhadap kehilangan budaya bangsa.
Budaya yang hanya mengandalkan teknologi melalui media sosial ini tentu dapat hilang, musnah, serta dihapus, untuk itu perlu adanya peran Generasi Millenial, yakni generasi yang lahir pada tahun 1980 hingga tahun 1995 (Fourhooks, 20015) yang dapat meminimalisir kehilangan budaya ini. Generasi Millenial atau Generasi Y ini biasanya lebih reaktif terhadap perubahan di lingkungannya, maka Generasi Millenial inilah yang akan lebih protektif terhadap kehilangan budaya bangsa.
Kain Tenun Khas Pulau Timor Via Fianosa.com |
Generasi Millenial ini berperan aktif untuk menanamkan nilai budaya kepada anak-anak mereka yaitu Generasi Z, sebab Generasi Z harus sedini dan seluas mungkin dalam mengenal budaya Indonesia, bukan hanya sekadar mempromosikan budaya di sosial media dan membuatnya viral. Generasi Millenial yang lebih tahu akan budaya bangsa dan kemampuan untuk memfilter budaya asing yang masuk ke negara ini, akan dapat menjadi fasilitator dan katalisator kepada Generasi Z dalam mempelajari dan melestarikan budaya di nusantara. Hal ini bisa dilakukan oleh Generasi Millenial dengan mengikutsertakan Generasi Z dalam berbagai kegiatan atau event kebudayaan untuk memberikan pengetahuan lebih mendalam mengenai budaya di bangsa ini kepada mereka. Sinergitas dan kerja sama yang baik antara Generasi Millenial dan Generasi Z dalam melestarikan budaya ini yang perlu kita tanamkan dalam paradigma para penerus bangsa.
Penulis : Savarina Khaira Tiwdari