Baca Juga :
Tepat setahun yang lalu, 11-8-2019. Saya bersama empat teman saya memulai sebuah perjalan, dimana tujuan kita adalah Gunung Merbabu dengan ketinggian 3142 Mdpl. Kami start dari kota Yogyakarta sekitar pukul 15.00 dan pada akhirnya kami sampai di Base camp pendakian gunung Merbabu via selo, Boyolali.
Seperti yang diketahui bahwa dari gunung merbabu akan terliat view gunung Merapi yang saat ini tidak bisa kita taklukan. Setelah sampai di Basecamp Selo, kami bertemu dengan teman – teman kami yang lainnya. Pada mulanya kami harus membayar simaksi sebesar Rp.7.500 dengan asuransi nya juga.
Waktu menujnukkan pukul 23.00. Kami akhirnya memutuskan untuk memulai pendakian pada waktu yang gelap gulita.
Tak ada cahaya sedikit pun. Hanya lampu yang kami pegang sebagai satu-satunya sumber cahaya. Perlahan demi perlahan jalan pun mulai naik, medan demi medan kami lalui dan seperti yang kita tahu bahwasannya pendakian malam “tidak terasa” alias tidak mengetahui track yang kita lalui. Lelah, lemas, pegal, telah menghantui dan membayang-bayang diri kami. Hingga pada saat di tengah perjalanan, salahsatu teman kami mengalami keseleo akibat tidak berhati – hati.
Setelah beristirahat beberapa saat, kami melanjutkan perjalanan karena telah puas melepas letih. Debu mengiringi perjalanan kami. Hingga akhirnya kami melewati pos demi pos. Pos 1 telah dilewati. Hingga waktu menunjukan pukul 03.00 kami telah sampai di Pos 2. Kami beristirahat sejenak dan akhirnya kami mendirikan tenda di Pos 2. Usai sudah perjalanan gulita yang telah kami lalui. Tubuh perlu beristirahat agar di pagi hari kami bisa menaklukan “Sang Puncak Merbabu”
Pada pukul 05.00 saya terbangun dari tidur. Mencoba untuk keluar dari “zona nyaman” untuk melihat sekeliling Pos 2.
Tak banyak yang mendirikan tenda disini. Hanya 4-5 tenda saja yang berdiri tegak. Kami pun menyempatkan diri untuk berfoto-foto sejenak dan tidak lupa untuk sarapan pagi. Walaupun hanya dengan Mi Instan saya rasa cukup untuk mengisi energi dan kekosongan perut.
Tiba waktunya pukul 07.00, kami langsung bergegas untuk menaklukan puncak Merbabu. Beberapa pos kami lalui, Pos 3, di pos 3 kami bisa melihat sang Merapi dengan gagah berdiri kokoh ditambah suasana pagi yang belum berselimut dengan awan membuat sang Merapi Nampak gagah.
Kami sejenak berhenti untuk mengambil foto.
Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Jalan menuju pos 4 atau sabana 1 tidak ada jalan bonus atau jalan landai. Kami pun terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami sampai di Sabana 1. Setelah puas beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju sabana 2. Saat telah mencapai sabana 2, salah seorang teman kami tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. Hingga pada akhirnya ia pun kembali ke tempat sebelumnya mendirikan tenda, yaitu pos 2.
Perjalanan menuju puncak dari sabana 2 bisa dibilang melelahkan. Jalan yang terjal ditambah debu yang menghampiri kami serta terik matahari yang berada di atas kita.
Tepat pukul 12.00, akhirnya kami sampai di puncak Kentengsongo Lelah kami terbayarkan dengan keindahan alam dari puncak merbabu.
Lautan awan yang terlihat. Pesona ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hanya decak kagum yang bisa terungkapkan. Walaupun kami menginjakan kaki di Puncak Merbabu saat matahari berada di atas kita.
Penulis : Muhammad Fakhriy Rafsanjani
Penulis : Muhammad Fakhriy Rafsanjani
KOMENTAR