Baca Juga :
Perdagangan bebas (free trade) merupakan salah satu bagian dari fenomena ekonomi global. Perdagangan bebas diartikan sebagai sebuah bentuk kerjasama antara beberapa negara di kawasan regional maupun multilateral dalam memenuhi kebutuhan warga negaranya. Setiap negara pasti memilki peran masing-masing dalam menjalankan sebuah perdagangan, maka diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul agar bisa bertahan.
Dalam perdagangan bebas, negara-negara di dunia harus memiliki produk unggulan yang mewujudkan eksistensi mereka diberbagai sektor ekonomi. Tentu bagi Indonesia sebagai negara berkembang, menghadapi tantangan global yaitu “Perdagangan Bebas bukanlah suatu hal yang mudah. Indonesia memiliki tugas untuk merubah ekonomi nasional menjadi ekonomi yang kreatif dan memiliki “roadmaps” agar dapat bersaing dalam pasar bebas.
Salah satu roadmaps yang dimiliki Indonesia berada pada sektor kemaritiman. Bagi Indonesia, sektor kemaritiman akan menjadi salah satu sektor utama yang berperan dalam perdagangan global. Mengapa demikian? Karena Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia yang memiliki ± 17.480 pulau dengan luas lautnya mencapai 6,4 uta km2 dan garis pantai sepanjang ± 108.000 km2. Dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, disebutkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan satu kesatuan wilayah yurisdiksi yang berdaulat serta mempunyai hak dan wewenang penuh yang diakui dunia internasional, untuk mengatur, mengelola, dan memanfaatkan kekayaan laut yang dimilkinya bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Kemaritiman terdiri dari sektor perikanan dan kelautan merupakan bagian pertanian (agriculture). Perikanan dan kelautan merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi pertanian di Indonesia. Sektor ini berpengaruh besar sebab 70 persen luas wilayah Indonesia adalah perairan. Pada sektor ini akan diuji sejauh mana produk dari sektor maritim Indonesia dapat bersaing dengan produk maritim negara lain. Namun nyatanya, Indonesia sampai saat ini belum mampu untuk mengelola sumber daya laut secara optimal. Lantas bagaimana cara agar Indonesia mampu memaksimalkan sektor maritim sebagai potensi di era pasar bebas?
Dari permasalahan tersebut penulis merasa perlu untuk memberikan pendapat kepada generasi muda untuk menerapkan metode ilmu matematika dalam memaksimalkan potensi maritim Indonesia di era pasar bebas. Ilmu matematika yang digunakan adalah aljabar. Aljabar didefinisikan sebagai suatu cabang matematika yang mempelajari konsep atau prinsip penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan simbol atau huruf tertentu.
Untuk mengembangkan potensi maritim Indonesia yang berprinsip pada aljabar, maka harus mempelajari faktor yang menyebabkan kurangnya pengolahan sumber daya laut terlebih dahulu agar ditemukan permasalahannya. Dimana permasalahan pokoknya berada pada kurangnya wawasan nelayan dalam pengolahan sumber daya laut. Setelah itu, menentukan teknik yang tepat agar para nelayan memiliki wadah mereka untuk mengolah hasil laut.
Cabang aljabar yang digunakan adalah Limit. Limit, lim x✒a f(x) = L dibaca limt fungsi f(x) untuk x mendekati a = L. Dapat dijabarkan bahwa jika potensi kemaritiman f(x), maka x mendekati a adalah tugas kita sebagai generasi milenial untuk melakukan pendekatan kepada para pengusaha kecil terutama pada nelayan lokal di daerah pesisir pantai.
Salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki infrastruktur dan transportasi dibidang kemaritiman. Infrastruktur ini berperan dalam keberlanjutan pengelolaan hasil perikanan para nelayan di masing-masing daerah. Pembangunan koperasi dibidang perikanan dan kelautan adalah solusinya terbaik untuk melakukan pendekatan usaha kepada para nelayan. Saat ini eksistensi perkoperasian Indonesia mengalami banyak hambatan. Banyak koperasi di Indonesia yang sudah tidak beroperasi lagi. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur tercatat ada 919 koperasi di Kabupaten Ponorogo, 46 diantaranya sudah tidak beroperasi lagi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya keberadaan dan kebermanfaatanya dimaksimalkan. Karena koperasi merupakan “Soko Guru Perekonomian Indonesia.
WARKOP BISNIS (Warung Koperasi-Nelayan Berbasis Agribisnis) adalah koperasi yang bergerak dibidang kemaritiman yang dijalankan oleh generasi muda yang memiliki wawasan tentang kemaritiman. Para generasi muda akan merekrut para nelayan, dan orang yang bermatapencahariannya berhubungan dengan kegiatan perikanan serta kelautan untuk menjadi anggota. Koperasi ini nantinya akan bekerjasama dengan para nelayan baik para anggota maupun nelayan dari luar, kemudian bekerjasama juga dengan perusahaan agribisnis yang bergerak dibidang perikanan dan kelautan untuk mengolah hasil sumber daya yang dihasilkan oleh nelayan.
Koperasi ini memiliki landasan operasional Agribisnis Berkelanjutan". Agribisnis berkelanjutan adalah oprasional koperasi dengan program-program kemaritiman yang didukung dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan berprinsip pada agribisnis. Agribisnis ini mempunyai pengaruh besar terhadap keberlanjutan nelayan untuk memaksimalkan hasil tangkapan mereka, baik dari segi perlengkapan, peralatan, dan teknologi. Selain itu, anggota koperasi juga akan mendapatkan informasi terkait kemaritiman, sehingga mereka mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memberdayagunakan sumber kelautan. Kegiatan yang paling penting dalam operasional agribisnis ini adalah bagaimana WARKOP BISNIS dapat membantu nelayan dalam proses produksi, distribusi, dan pemasaran produk.
Adapun alur operasional koperasi WARKOP BISNIS dimulai dengan tangkapan hasil laut para nelayan akan disetorkan pada pihak koperasi. Kemudian koperasi akan mendistribusikan dan memasarkan hasil produksi kepada perusahaan agribisnis. Perusahaan agribisnis berperan untuk mengolah hasil sumber daya laut yang disetorkan oleh pihak koperasi menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Hasil sumber daya ini akan diolah menjadi produk yang bervariasi. Perusahaan agribisnis inilah yang nantinya akan medistribusikan dan memasarkan produk yang telah diproduksi untuk dijual keseluruh konsumen di dalam maupun luar negeri. Apabila operasional ini dapat diwujudkan, maka konsep ini yang akan menjadi swasembada hasil laut Indonesia sehingga para nelayan akan memiliki alur perdagangan yang bekelanjutan. Selain itu, Indonesia juga akan memiliki produk unggulan yang dapat bersaing di pasar bebas Internasional.
Sedangkan konsep perikanan dan kelautan yang berkelanjutan disini adalah upaya yang dilakukan anggota koperasi untuk mempertahankan suatu sumber daya untuk digunakan secara terus-menerus dengan memperhatikan kelestarian lingkungan laut. Upaya ini diimplementasikan oleh semua anggota koperasi agar tidak menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan, tidak mempergunakan pukat harimau, melakukan pemberdayaan laut yang ramah lingkungan, tidak mengambil sumber daya laut secara berlebihan dan sebagainya.
Peran dan kontribusi generasi milenial disini menjadi ujung tombak dalam keberlanjutan kemaritiman Indonesia. Pemuda disini berperan untuk menjadi pelaku usaha koperasi, maksudnya generasi muda harus berkontribusi untuk mempromosikan dan mempergunakan hasil laut Indonesia yang melimpah, dan juga harus memiliki sikap bertangggungjawab dalam mempergunakan sumber daya laut.
Untuk mewujudkan inovasi di atas diperlukan kontribusi besar dari pihak pemerintah, karena sektor pemerintah adalah pihak yang memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan kemaritiman. Pihak pemerintah akan berperan untuk memberikan dukungan moril dan moral dalam pemberdayaan nelayan-nelayan pesisir, pembangunan koperasi maritim diseluruh wilayah Indonesia, serta memaksimalkan kerjasama antara perusahaan-perusahaan agribisnis. Sehingga para nelayan tidak akan menjual hasil tangkapan mereka kepada pengepul saja, tetapi juga dapat diolah menjadi produk yang diminati oleh banyak konsumen.
Adapun tahapan awal agar terealisasi koperasi tersebut, tahap pertama adalah melakukan persiapan yang sistematis dan terintregrasi. Caranya dengan melakukan persiapan dan perencanaan awal sosialisasi, pelaksanaan, dan matrikulasi program yang sudah tersistem. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan.
Tahap kedua, mempersiapkan semua stakeholder yang terlibat dalam hal ini yaitu adanya proses mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM akan menjadi aspek yang sangat penting dalam mempersiapkan pelaksanaan dan keberlanjutan
Tahap ketiga, adalah melakukan analisis kondisi dan potensi pesisir pantai. Generasi muda yang telah berkontribusi dapat menganalisis potensi, keadaan, dan permasalahan pada sumber daya hasil kelautan. Dalam hal ini akan diketahui sejauh mana kondisi hasil laut yang dihasilkan petani nelayan, banyaknya nelayan yang bekerja, banyaknya koperasi, dan jumlah perusahaan agribisnis terdekat di daerah pesisir yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses kerja dari koperasi.
Tahap keempat adalah tahapan sosialisasi. Sosialisasi yang akan dilakukan tentu berisikan tentang bagaimana koperasi WARKOP BISNIS dapat membawa dampak besar terhadap peningkatan kemampuan nelayan dalam pengelolaan laut. Sosialisasi pada tingkatan terkecil akan dilakukan kepada para petani nelayan, setelah itu dilanjutkan ke koperasi-koperasi dan perusahaan agibisnis terdekat.
Tahapan lima yaitu menjalin program kemitraan dengan pemerintah setempat, Dinas Kemaritiman, Dinas Koperasi serta UMKM setempat, lembaga pembiayaan, pelaku dan ahli pengolahan sumber kelautan. Adanya tahap ini dimaksudkan agar para nelayan dan masyarakat daerah pesisir mendapatkan keterampilan, skill, pembinaan, informasi dan praktik dari pakar ekonomi kreatif. Setelah menjalankan lima tahapan di atas, diharapkan koperasi WARKOP dapat terealisasi.
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika berbasis koperasi kemaritiminan dapat digunakan untuk memaksimalkan potensi kemaritiman Indonesia di era pasar bebas. Jika koperasi WARKOP BISNIS bekerjasama dengan para nelayan, kemudian hasil tangkapan para nelayan didistribusikan pada perusahaan agribisnis, lalu perusahaan agribisnis mengolah sumber daya tersebut menjadi produk yang memilki nilai jual tinggi, dan memasarkan hasil tersebut ke seluruh pasar global serta didukung dengan kontribusi generasi muda dan pemerintah, maka kemaritiman yang dimiliki Indonesia akan menjadi roadmaps unggulan dalam menjaga eksistensi Indonesia di pasar global. Selain itu, melalui gagasan ini juga dapat melahirkan generasi yang cerdas, karena mereka dilatih untuk berkontribusi dalam badan usaha koperasi.
Dalam perdagangan bebas, negara-negara di dunia harus memiliki produk unggulan yang mewujudkan eksistensi mereka diberbagai sektor ekonomi. Tentu bagi Indonesia sebagai negara berkembang, menghadapi tantangan global yaitu “Perdagangan Bebas bukanlah suatu hal yang mudah. Indonesia memiliki tugas untuk merubah ekonomi nasional menjadi ekonomi yang kreatif dan memiliki “roadmaps” agar dapat bersaing dalam pasar bebas.
Salah satu roadmaps yang dimiliki Indonesia berada pada sektor kemaritiman. Bagi Indonesia, sektor kemaritiman akan menjadi salah satu sektor utama yang berperan dalam perdagangan global. Mengapa demikian? Karena Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia yang memiliki ± 17.480 pulau dengan luas lautnya mencapai 6,4 uta km2 dan garis pantai sepanjang ± 108.000 km2. Dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, disebutkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan satu kesatuan wilayah yurisdiksi yang berdaulat serta mempunyai hak dan wewenang penuh yang diakui dunia internasional, untuk mengatur, mengelola, dan memanfaatkan kekayaan laut yang dimilkinya bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Kemaritiman terdiri dari sektor perikanan dan kelautan merupakan bagian pertanian (agriculture). Perikanan dan kelautan merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi pertanian di Indonesia. Sektor ini berpengaruh besar sebab 70 persen luas wilayah Indonesia adalah perairan. Pada sektor ini akan diuji sejauh mana produk dari sektor maritim Indonesia dapat bersaing dengan produk maritim negara lain. Namun nyatanya, Indonesia sampai saat ini belum mampu untuk mengelola sumber daya laut secara optimal. Lantas bagaimana cara agar Indonesia mampu memaksimalkan sektor maritim sebagai potensi di era pasar bebas?
Dari permasalahan tersebut penulis merasa perlu untuk memberikan pendapat kepada generasi muda untuk menerapkan metode ilmu matematika dalam memaksimalkan potensi maritim Indonesia di era pasar bebas. Ilmu matematika yang digunakan adalah aljabar. Aljabar didefinisikan sebagai suatu cabang matematika yang mempelajari konsep atau prinsip penyederhanaan serta pemecahan masalah menggunakan simbol atau huruf tertentu.
Untuk mengembangkan potensi maritim Indonesia yang berprinsip pada aljabar, maka harus mempelajari faktor yang menyebabkan kurangnya pengolahan sumber daya laut terlebih dahulu agar ditemukan permasalahannya. Dimana permasalahan pokoknya berada pada kurangnya wawasan nelayan dalam pengolahan sumber daya laut. Setelah itu, menentukan teknik yang tepat agar para nelayan memiliki wadah mereka untuk mengolah hasil laut.
Cabang aljabar yang digunakan adalah Limit. Limit, lim x✒a f(x) = L dibaca limt fungsi f(x) untuk x mendekati a = L. Dapat dijabarkan bahwa jika potensi kemaritiman f(x), maka x mendekati a adalah tugas kita sebagai generasi milenial untuk melakukan pendekatan kepada para pengusaha kecil terutama pada nelayan lokal di daerah pesisir pantai.
Salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki infrastruktur dan transportasi dibidang kemaritiman. Infrastruktur ini berperan dalam keberlanjutan pengelolaan hasil perikanan para nelayan di masing-masing daerah. Pembangunan koperasi dibidang perikanan dan kelautan adalah solusinya terbaik untuk melakukan pendekatan usaha kepada para nelayan. Saat ini eksistensi perkoperasian Indonesia mengalami banyak hambatan. Banyak koperasi di Indonesia yang sudah tidak beroperasi lagi. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur tercatat ada 919 koperasi di Kabupaten Ponorogo, 46 diantaranya sudah tidak beroperasi lagi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya keberadaan dan kebermanfaatanya dimaksimalkan. Karena koperasi merupakan “Soko Guru Perekonomian Indonesia.
WARKOP BISNIS (Warung Koperasi-Nelayan Berbasis Agribisnis) adalah koperasi yang bergerak dibidang kemaritiman yang dijalankan oleh generasi muda yang memiliki wawasan tentang kemaritiman. Para generasi muda akan merekrut para nelayan, dan orang yang bermatapencahariannya berhubungan dengan kegiatan perikanan serta kelautan untuk menjadi anggota. Koperasi ini nantinya akan bekerjasama dengan para nelayan baik para anggota maupun nelayan dari luar, kemudian bekerjasama juga dengan perusahaan agribisnis yang bergerak dibidang perikanan dan kelautan untuk mengolah hasil sumber daya yang dihasilkan oleh nelayan.
Koperasi ini memiliki landasan operasional Agribisnis Berkelanjutan". Agribisnis berkelanjutan adalah oprasional koperasi dengan program-program kemaritiman yang didukung dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan berprinsip pada agribisnis. Agribisnis ini mempunyai pengaruh besar terhadap keberlanjutan nelayan untuk memaksimalkan hasil tangkapan mereka, baik dari segi perlengkapan, peralatan, dan teknologi. Selain itu, anggota koperasi juga akan mendapatkan informasi terkait kemaritiman, sehingga mereka mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memberdayagunakan sumber kelautan. Kegiatan yang paling penting dalam operasional agribisnis ini adalah bagaimana WARKOP BISNIS dapat membantu nelayan dalam proses produksi, distribusi, dan pemasaran produk.
Adapun alur operasional koperasi WARKOP BISNIS dimulai dengan tangkapan hasil laut para nelayan akan disetorkan pada pihak koperasi. Kemudian koperasi akan mendistribusikan dan memasarkan hasil produksi kepada perusahaan agribisnis. Perusahaan agribisnis berperan untuk mengolah hasil sumber daya laut yang disetorkan oleh pihak koperasi menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Hasil sumber daya ini akan diolah menjadi produk yang bervariasi. Perusahaan agribisnis inilah yang nantinya akan medistribusikan dan memasarkan produk yang telah diproduksi untuk dijual keseluruh konsumen di dalam maupun luar negeri. Apabila operasional ini dapat diwujudkan, maka konsep ini yang akan menjadi swasembada hasil laut Indonesia sehingga para nelayan akan memiliki alur perdagangan yang bekelanjutan. Selain itu, Indonesia juga akan memiliki produk unggulan yang dapat bersaing di pasar bebas Internasional.
Sedangkan konsep perikanan dan kelautan yang berkelanjutan disini adalah upaya yang dilakukan anggota koperasi untuk mempertahankan suatu sumber daya untuk digunakan secara terus-menerus dengan memperhatikan kelestarian lingkungan laut. Upaya ini diimplementasikan oleh semua anggota koperasi agar tidak menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan, tidak mempergunakan pukat harimau, melakukan pemberdayaan laut yang ramah lingkungan, tidak mengambil sumber daya laut secara berlebihan dan sebagainya.
Peran dan kontribusi generasi milenial disini menjadi ujung tombak dalam keberlanjutan kemaritiman Indonesia. Pemuda disini berperan untuk menjadi pelaku usaha koperasi, maksudnya generasi muda harus berkontribusi untuk mempromosikan dan mempergunakan hasil laut Indonesia yang melimpah, dan juga harus memiliki sikap bertangggungjawab dalam mempergunakan sumber daya laut.
Untuk mewujudkan inovasi di atas diperlukan kontribusi besar dari pihak pemerintah, karena sektor pemerintah adalah pihak yang memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan kemaritiman. Pihak pemerintah akan berperan untuk memberikan dukungan moril dan moral dalam pemberdayaan nelayan-nelayan pesisir, pembangunan koperasi maritim diseluruh wilayah Indonesia, serta memaksimalkan kerjasama antara perusahaan-perusahaan agribisnis. Sehingga para nelayan tidak akan menjual hasil tangkapan mereka kepada pengepul saja, tetapi juga dapat diolah menjadi produk yang diminati oleh banyak konsumen.
Adapun tahapan awal agar terealisasi koperasi tersebut, tahap pertama adalah melakukan persiapan yang sistematis dan terintregrasi. Caranya dengan melakukan persiapan dan perencanaan awal sosialisasi, pelaksanaan, dan matrikulasi program yang sudah tersistem. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan.
Tahap kedua, mempersiapkan semua stakeholder yang terlibat dalam hal ini yaitu adanya proses mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM akan menjadi aspek yang sangat penting dalam mempersiapkan pelaksanaan dan keberlanjutan
Tahap ketiga, adalah melakukan analisis kondisi dan potensi pesisir pantai. Generasi muda yang telah berkontribusi dapat menganalisis potensi, keadaan, dan permasalahan pada sumber daya hasil kelautan. Dalam hal ini akan diketahui sejauh mana kondisi hasil laut yang dihasilkan petani nelayan, banyaknya nelayan yang bekerja, banyaknya koperasi, dan jumlah perusahaan agribisnis terdekat di daerah pesisir yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses kerja dari koperasi.
Tahap keempat adalah tahapan sosialisasi. Sosialisasi yang akan dilakukan tentu berisikan tentang bagaimana koperasi WARKOP BISNIS dapat membawa dampak besar terhadap peningkatan kemampuan nelayan dalam pengelolaan laut. Sosialisasi pada tingkatan terkecil akan dilakukan kepada para petani nelayan, setelah itu dilanjutkan ke koperasi-koperasi dan perusahaan agibisnis terdekat.
Tahapan lima yaitu menjalin program kemitraan dengan pemerintah setempat, Dinas Kemaritiman, Dinas Koperasi serta UMKM setempat, lembaga pembiayaan, pelaku dan ahli pengolahan sumber kelautan. Adanya tahap ini dimaksudkan agar para nelayan dan masyarakat daerah pesisir mendapatkan keterampilan, skill, pembinaan, informasi dan praktik dari pakar ekonomi kreatif. Setelah menjalankan lima tahapan di atas, diharapkan koperasi WARKOP dapat terealisasi.
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika berbasis koperasi kemaritiminan dapat digunakan untuk memaksimalkan potensi kemaritiman Indonesia di era pasar bebas. Jika koperasi WARKOP BISNIS bekerjasama dengan para nelayan, kemudian hasil tangkapan para nelayan didistribusikan pada perusahaan agribisnis, lalu perusahaan agribisnis mengolah sumber daya tersebut menjadi produk yang memilki nilai jual tinggi, dan memasarkan hasil tersebut ke seluruh pasar global serta didukung dengan kontribusi generasi muda dan pemerintah, maka kemaritiman yang dimiliki Indonesia akan menjadi roadmaps unggulan dalam menjaga eksistensi Indonesia di pasar global. Selain itu, melalui gagasan ini juga dapat melahirkan generasi yang cerdas, karena mereka dilatih untuk berkontribusi dalam badan usaha koperasi.
KOMENTAR