Baca Juga :
Dewasa ini di Indonesia berkembang pusparagam hal dalam berbagai bidang di masyarakat umum. Mulai dari perkembangan kebudayaan, bahasa, teknologi, ekonomi, pendidikan, pembangunan, dan sebagainya. Hal ini sangat memengaruhi kehidupan bersama dalam masyarakat luas. Perkembangan segala aspek kehidupan ini memberikan berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Berkembangnya berbagai macam hal dalam masyarakat sungguh sangat dirasakan oleh kaum muda atau generasi millenial.
Generasi millenial yang sering disebut sebagai generasi Y memiliki berbagai macam sebutan-sebutan dan terobosan-terobosan sendiri, tak terkecuali dengan berkembangnya kata bucin atau budak cinta. Kata bucin berkembang setelah adanya kata baper atau bawa perasaan. Kata ini merupakan sebutan yang diberikan bagi mereka yang sedang dalam perasaan jatuh cinta terhadap lawan jenisnya. Kata bucin atau budak cinta itu sungguh memberikan ketertarikan tersendiri bagi penulis. Mengapa budak cinta?
Bucin (Budak Cinta)
Bucin atau Budak Cinta, kedua kata tersebut memiliki banyak persepsi. Cinta yang memperbudak, diperbudak oleh cinta, perbudakan cinta, atau memperbudak cinta. Bukankah Godis Love and Love is God, atau Cinta adalah Tuhan dan Tuhan adalah Cinta? Kalau memang demikian halnya, dapat diartikan pula Tuhan yang memperbudak, diperbudak oleh Tuhan, perbudakan Tuhan, atau memperbudak Tuhan? Apakah memang benar demikian, kalau memang benar, sungguh sangat disayangkan.Budak cinta, sebuah kata yang sederhana namun sangat ironi yang saat ini sedang berkembang dalam masyarakat zaman ini, terlebih pada kaum muda. Budak dan cinta, perpaduan dua kata yang dijadikan satu, yang sangatlah muskil untuk dipahami. Secara tidak langsung, dua kata tersebut menggambarkan kesenjangan arti tersendiri. Budak yang selalu di bawah, tak berdaya, jongos, tak berani, dan tak bisa apa-apa,disandingkan dengan kata cinta yang agung dan luhur yang menjadi dasar dari terciptanya setiap kehidupan di dunia.
Apakah kesenjangan arti antara budak dan cinta yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia ini ingin menggambarkan situasi dan kondisi masyarakat yang dipenuhi dengan kesenjangan? Apakah pemberian nama budak cinta kepada orang yang sedang jatuh cinta, merupakan salah satu bagian dari upaya pelestarian sejarah Indonesia, seperti akronim tentang Jas Merah Jangan Sampai Melupakan Sejarah? Apakah karena masyarakat Indonesia yang pernah dijajah dan diperbudak selama 350 tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang, sehingga kata budak menjadi sulit untuk dihilangkan dan sudah menjadi warisan turun-temurun? Dulu perbudakan muncul karena banyaknya penindasan dan kemiskinan yang telah menjamur di mana-mana. Lalu apakah dengan berkembangnya kata bucin atau budak cintadalam masyarakat juga turut berkembang pula kemiskinan cinta dalam masyarakat?
Miskin cinta juga menyebabkan setiap pribadi tidak bisa saling mencintai. Mencintai yang dimaksudkan di sini ialah dengan memberikan perhatian, pertolongan, dan menerima segala kekurangan dan kelebihan diri sendiri dan orang lain dengan sikap lapang dada. Jangankan mencintai orang lain, untuk mencintai dan menerima diri sendiri saja masih kesulitan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya mekanisme pembelaan diri yang sangat nampak ketika seseorang mulai menyombongkan diri atau merasa sangat rendah diri karena berkutat pada pandangan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga merasa minder akan dirinya. Miskin akan cinta ini, juga dapat melahirkan berbagai permasalahan dalam masyarakat, seperti halnya kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, pertengkaran, penghinaan, sikap tak mau menghargai, dan sebagainya. Lalu bagaimanakah selanjutnya dengan kata bucin atau budak cintayang masih berkembang dewasa ini. Alangkah lebih baiknya apabila sebutan tersebut dapat digantikan dengan sebutan yang lainnya, yakni socin atau sobat cinta.
Socin atau sobat cinta merupakan akronim yang sangat tepat untuk dapat dikembangkan dalam masyarakat, terlebih itu bagi mereka yang sedang jatuh cinta, sebab kita diciptakan untuk senantiasa bersaudara atas dasar cinta. Laki-laki dan perempuan diciptakan baik adanya dan saling melengkapi satu dengan yang lain, maka ketika sedang jatuh cinta, mereka dapat merasakan dan menjalaninya dengan rasa persaudaraan yang erat, tanpa adanya rasa perbudakan dan mau bertindak apapun kehendak pasangan atas dasar cinta.
Apakah kesenjangan arti antara budak dan cinta yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia ini ingin menggambarkan situasi dan kondisi masyarakat yang dipenuhi dengan kesenjangan? Apakah pemberian nama budak cinta kepada orang yang sedang jatuh cinta, merupakan salah satu bagian dari upaya pelestarian sejarah Indonesia, seperti akronim tentang Jas Merah Jangan Sampai Melupakan Sejarah? Apakah karena masyarakat Indonesia yang pernah dijajah dan diperbudak selama 350 tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang, sehingga kata budak menjadi sulit untuk dihilangkan dan sudah menjadi warisan turun-temurun? Dulu perbudakan muncul karena banyaknya penindasan dan kemiskinan yang telah menjamur di mana-mana. Lalu apakah dengan berkembangnya kata bucin atau budak cintadalam masyarakat juga turut berkembang pula kemiskinan cinta dalam masyarakat?
Micin (Miskin Cinta)
Berbicara tentang perbudakan tentu tak lepas dari kemiskinan atau kekurangan. Perbudakan sendiri biasa dilakukan oleh para atasan yang merasa diri lebih kuat kepada para bawahan yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Sedari dulu hingga saat ini, kemiskinan menjadi permasalahan sosial masyarakat yang selalu menjadi topik bahasan. Apakah micin atau miskin cinta disebabkan oleh situasi zaman modern ini, yang lebih dikuasai dengan pelbagai perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga manusianya menjadi miskin akan perasaan cinta dan perhatian satu sama lain, seperti halnya banyak kaum muda dan remaja yang sangat aktif di media sosial dengan pelbagai foto dirinya, namun bersembunyi dari kenyataan aslinya.Miskin cinta juga menyebabkan setiap pribadi tidak bisa saling mencintai. Mencintai yang dimaksudkan di sini ialah dengan memberikan perhatian, pertolongan, dan menerima segala kekurangan dan kelebihan diri sendiri dan orang lain dengan sikap lapang dada. Jangankan mencintai orang lain, untuk mencintai dan menerima diri sendiri saja masih kesulitan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya mekanisme pembelaan diri yang sangat nampak ketika seseorang mulai menyombongkan diri atau merasa sangat rendah diri karena berkutat pada pandangan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga merasa minder akan dirinya. Miskin akan cinta ini, juga dapat melahirkan berbagai permasalahan dalam masyarakat, seperti halnya kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, pertengkaran, penghinaan, sikap tak mau menghargai, dan sebagainya. Lalu bagaimanakah selanjutnya dengan kata bucin atau budak cintayang masih berkembang dewasa ini. Alangkah lebih baiknya apabila sebutan tersebut dapat digantikan dengan sebutan yang lainnya, yakni socin atau sobat cinta.
Socin (Sobat Cinta)
Socin atau sobat cinta, menjadi akronim yang sangat lebih baik jika dibandingkan dengan bucin atau budak cinta. Sebab budak cinta seakan merendahkan makna dan arti dari cinta itu sendiri. Kita semua sebagai umat manusia diciptakan oleh Allah dengan martabat yang sama sebagai seorang manusia yang memungkinkan kita untuk saling bersaudara sebagai satu ciptaan. Kita sebagai umat manusia juga memiliki kodrat yang sama luhur satu dengan yang lain dan lebih tinggi daripada makhluk ciptaan lainnya. Persaudaraan satu sama lain memberikan sebuah makna bahwa kita manusia setara derajatnya, tiada yang lebih tinggi dan tiada yang lebih rendah. Kita sebagai umat manusia memang diciptakan memiliki kelebihan dan kelemahan, juga latar belakang kehidupan yang berbeda-beda, namun dengan kelebihan dan kelemahan juga perbedaan tersebutlah kita diajak untuk dapat saling mengisi dan menolong satu dengan yang lain.Socin atau sobat cinta merupakan akronim yang sangat tepat untuk dapat dikembangkan dalam masyarakat, terlebih itu bagi mereka yang sedang jatuh cinta, sebab kita diciptakan untuk senantiasa bersaudara atas dasar cinta. Laki-laki dan perempuan diciptakan baik adanya dan saling melengkapi satu dengan yang lain, maka ketika sedang jatuh cinta, mereka dapat merasakan dan menjalaninya dengan rasa persaudaraan yang erat, tanpa adanya rasa perbudakan dan mau bertindak apapun kehendak pasangan atas dasar cinta.
Dalam masyarakat ada sebutan mantan pimpinan, mantan sahabat, mantan suami/istri, mantan pacar, namun tidak denganistilah mantan sobat/saudara, sebab persaudaraan tidak akan pernah lekang oleh waktu. Maka dari itu, senantiasa bersaudara atas dasar cinta atau socin dalam menanggapi perbedaan yang ada dalam masyarakat, terkhusus ketika sedang dalam perasaan jatuh cinta, merupakan suatu langkah yang baik. Hal ini sangat mendukung untuk dapat senantiasa menjalin hubungan erat satu dengan yang lain, dengan kesamaan derajat dan martabat sebagai manusia. Hal ini sangat berguna untuk dapat mengikis perasaan miskin akan cinta yang mengakibatkan berkembangnya permasalahan sosial dewasa ini.
Penulis: Gabriel Kristiawan Suhassatya [Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya & Penulis Buku Catatan Kepergianku (Indie Book Corner, 2019)]
Ilustrasi Bucin. Photo by karen warfel via pixnio.com |
KOMENTAR