Tips ini didasari oleh tulisan Diana Agustin yang diunggah melalui akun facebooknya yang tentunya sangat berguna dan bermanfaat bagi orang tua yang ingin mejadikan anaknya sukses nanti.
Seperti ini tulisan dari Diana Agustin :
Akhir bulan Desember adalah penerimaan raport buat para putra-putri kita.
Saya ikut bahagia di hari yang penuh ceria ini , dan ijinkan saya berbagi tips buat bapak ibu semua.
Tips berikut barangkali memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda. Namun jika perspektifnya sama, alhamdulillah.
Yang utama semoga bermanfaat untuk kita semua.
Raport adalah Progress Report Pembelajaran laporan perkembangan ananda selama satu semester dalam menempuh seperangkat materi pelajaran dan bukan menjadi hasil akhir dan penentu.
Oleh karenanya saat menerima raport lakukan terlebih dahulu hal hal berikut :
1. Tutup raport terlebih dulu !
Tanyakan terlebih dahulu kepada anak anda Pelajaran apa yang dia sukai dan siapakah guru yang dia sukai. Ini akan berpengaruh terhadap nilainya di dalam raport.Belajar adalah hasil kerja mental emosional (EQ) yg kemudian mengarahkan kemampuan kognitif nya (IQ) untuk meresponnya untuk memperoleh nilai2 belajar.
2. Perhatikan Nilai yang Tertinggi dan Nilai Pelajaran yang Rendah.
Fokus kepada nilai tertinggi yang ada di raport. Coba cek adakah signifikansi dengan pelajaran yang diminati anak dan gurunya yang dia sukai tersebut.Sekali lagi
fokuslah kepada nilai tertinggi karena disitulah kelebihan anak anda. Itulah Anugerah terindah dari Tuhan yang diberikan. Terima dan Syukuri
Berikan senyuman dan ucapan dengan kalimat yang berisi pujian, apresiasi dan penghargaan dengan tulus kepada anak anda atas prestasinya.
Perhatikan pembagian secara sederhana untuk memudahkan memetakan Oka (otak kanan) dan Oki (otak kiri) berikut ini :
Otak kiri (matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik dan lainnya)
Otak Kanan ( bahasa, seni, IPS,)
Jika Ananda dominannya pada otak kiri, maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kiri. Demikian juga sebaliknya.
Raport ini juga bermanfaat untuk mendeteksi dan mengetahui kecerdasan anak, sekaligus untuk penjurusannya nanti.
Jangan sekali kali memaksakan anak yang dominan di pelajaran otak kanan, misalnya, untuk kuliah / sekolah menengah di jurusan golongan otak kiri semisal Matematika, IPA , kedokteran, teknik dll .
Selain kasihan kepada anak, karena menjadi beban, juga kecerdasan anak memang bukan disitu, akhirnya hasilnya atau prestasinya menjadi kurang maksimal.
4. Tanyakan Pada Anak, Nilai Pelajaran Apa yang Rendah, Mengapa Bisa Terjadi dan Bagaimana Solusinya
Hal tersebut sekaligus berguna bagi penguatan fondasi jiwa dan mental anak. Melatih anak agar ia menerima diri apa adanya. Memaafkan diri dan ikhlas atas kekurangan kita sebagai orang yang beriman yang lemah, dan kurang, sehingga selalu memotivasi diri untuk dapat memperbaiki setiap kekurangan tersebut.Kecerdasan spiritual (SQ) dan keimanan yg kokoh dibangun dengan melihat diri bahwa manusia memiliki sekian banyak kelebihan sekaligus kelemahannya.
Oleh karena itu coba latihlah anak untuk belajar menerima diri apa adanya.
5. Jangan Membandingkan Anak Dengan Anak Lainnya
Karena anak anda adalah unik, berbeda dan hanya satu di dunia, tidak ada duanya. Bakat, minat, kecerdasan, modalitas belajar dan potensi yang tentunya khas dan berbeda dengan anak lain. Jadi jangan sampai orang tua membanding-bandingkan karena anak anda tidak ada bandinganya.Yang terpenting dari Pendidikan itu bukan ranking, karena hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda untuk :
- Mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan;
- Bisa berpikir logis;
- Tahu nilai-nilai benar dan salah;
- Mampu mengembangkan bakatnya; dan
- Punya semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin & konsisten.
- Saat anak anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk;
- Saat anak anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya;
- Saat anak anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas;
- Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik;
- Saat anak anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup.
Kalau anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” anda adalah, usahakan anak anda selalu naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya.
Maknai nilai raport anak anda hanya sebagai salah satu indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul. Semoga denga raport yang bapak ibu terima, semakin memotivasi untuk tumbuh kembangnya potensi dan kecerdasan serta bakat minat anak.
Raport bukan hasil akhir, namun adalah catatan hasil belajar anak yang masih bisa dievaluasi dan diperbaiki lagi kedepannya.
Berikut ini juga ada pesan dari seorang guru dan wali kelas bernama Bu Nani yang ditulis melalui status Whatsapp (WA) yang belakangan ini menjadi viral dan mungkin bisa menjadi pesan bermanfaat bagi orang tua :
"Katakan saja: "tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian,"
"Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini."
"Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat!"
"Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka."
"di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika"
"Ada calon olahragawam, yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika"
"Ada calon photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini"
"Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka,"
"Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka"
"Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra."
"Ada calon musisi yang nilai Kimia-nya tak akan berarti."
"Sebuah ujian atau nilai rendah takkan bisa mencabut impian dan bakat mereka."
"Berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan isinya yang bahagia di dunia ini."
"Hormat Saya, Wali Kelas".
Semoga bermanfaat.
[post_ads_2]
Ilustrasi nilai raport. |
KOMENTAR