Baca Juga :
Kasus suap dalam proses penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi (PT) pada jalur mandiri menjadi buah bibir di masyarakat saat ini. Jalur mandiri menjadi ajang untuk suap menyuap dalam proses penerimaan. Tapi jika harus menutup jalur mandiri sebagai proses seleksi di Perguruan Tinggi apakah solusi yang tepat? Menurut saya tidak. Karena jika ditutup harus mempertimbangkan banyak hal. Menutup bukanlah solusi yang tepat. Baik dari calon mahasiswa itu sendiri ataupun dari Perguruan Tinggi yang mengadakan jalur mandiri.
Tahun jeda (gap year) menjadi tren tersendiri di Amerika Serikat (AS) . Hostelworld Group, sebuah perusahaan pemesanan hostel terkemuka di AS sempat mengadakan survei pada tahun 2016 yang berhubungan dengan gap year. Dalam survei itu, 69% responden yang berusia 18 tahun memilih untuk gap year agar bisa bebas setelah masa sekolah yang melelahkan. Dan bagaimana nasib mereka nanti nya jika mau masuk Perguruan Tinggi tapi jalur mandiri ditutup? Bagaimana dengan pihak Perguruan Tinggi ? Apakah mereka akan diam jika keputusan ini nanti nya akan menyusahkan mereka?
Kesempatan Jalur Mandiri para Gap Year
Gap year adalah sebuah periode, biasanya satu tahun ajaran, yang diambil pelajar sebagai jeda antara sekolah dan kuliah serta diambil sarjana muda sebagai jeda antara kuliah dengan kerja. Calon mahasiswa atau pelajar yang mengambil gap year ini memiliki jalur masuk Perguruan Tinggi semakin berkurang. Lulusan tahun 2022 misalnya, punya 3 jalur untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Sedangkan lulusan tahun sebelumnya hanya punya 2 kesempatan yaitu, SBMPT dan jalur mandiri. Berkurangnya kesempatan para calon mahasiswa gap year, memperkecil peluang mereka untuk berkuliah di Perguruan Tinggi.
Pemasukan Perguruan Tinggi lewat Jalur Mandiri
Menurut hukumonline.com pendanaan selain APBN bersumber dari masyarakat, biaya pendidikan, pengelolaan dana abadi, usaha Perguruan Tinggi, kerja sama tridharma perguruan tinggi, pengelolaan kekayaan PTNBH, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan pinjaman. Melihat hal tersebut, jalur mandiri Perguruan Tinggi merupakan jalur yang memberikan kontribusi terbesar dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi.
Untuk masalah suap yang di terima untuk penerimaan calon mahasiswa baru di Perguruan Tinggi, jangan berantas jalur nya tapi berantas orang yang melakukan nya, dan usut tuntas sampai ke akarnya. Jalur mandiri merupakan jalur terakhir dalam proses penerimaan mahasiswa baru, dan penting untuk pemasukan pihak kampus. Jika jalur tersebut ditutup maka hanya mengharapkan APBN tentu saja tidak cukup.
Selain itu dana yang masuk lewat jalur mandiri nanti nya juga digunakan untuk biaya operasional, biaya dosen,biaya tenaga kependidikan,biaya investasi,dan biaya pengembangan. Meskipun dana ini dikelola secara otonom, pengutipan tarif masuk melalu jalur mandiri juga berdasarkan pedoman teknis penetapan tarif yang ditetapkan Menteri dan Kebudayaan atau menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. Dalam penetapan, Perguruan Tinggi juga wajib berkonsultasi dengan kedua lembaga kementerian tersebut.
Tarif biaya pendidikan juga ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa selama berkuliah nantinya . Jadi dalam proses penerimaan nya melalui jalur mandirilah yang harus di perhatikan lebih. Bukan hanya kemendikbud dan Perguruan Tinggi. Orang tua yang mau menyekolahkan anaknya pun harus memperhatikan caranya . Jika sudah melakukan suap maka bukan hanya satu pihak menerima suap yang setuju, tapi pihak yang menyuap pun setuju. Penting bagi kita untuk menjunjung tinggi integritas, tidak masuk ke Perguruan Tinggi bukan berarti kita kehilangan kesempatan untuk kuliah.
Sebagai seorang manusia yang berakal budi, marilah kita menggunakan akal dan pikiran kita untuk melakukan hal yang benar menurut norma yang berlaku. Karena dengan menggunakan akal dan budi dengan baik, maka kita tidak merugikan orang yang berada di sekitar kita.
Penulis : Tiona Adelina Siburian
Penulis : Tiona Adelina Siburian
Gambar : Pxhere.com |
KOMENTAR