Penanganan gas air mata. Foto : Amanda Snyder / The Seattle Times |
Penyalahgunaan Gas Air Mata atau tear gas menjadi salah satu topik yang menjadi sorotan atas terjadinya tragedi kerusuhan di stadion kanjuruhan malang dan ditenggarai menjadi penyebab utama meninggalnya ratusan orang (Sabtu, 01 Oktober 2022).
Meskipun gas air mata dilarang dalam perang internasional, sesuai dengan Konvensi Senjata Kimia pada tanggal 13 Januari 1993 dan mulai berlaku pada tanggal 29 April 1997. Indonesia merupakan satu dari 193 negara yang telah meratifikasi konvensi tersebut yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU) Nomor 6 Tahun 1998 (6/1998) Tentang Pengesahan Convention On The Prohibition Of The Development, Production, Stockpiling And Use Of Chemical Weapons And On Their Destruction (Konvensi Tentang Pelarangan Pengembangan, Produksi, Penimbunan, Dan Penggunaan Senjata Kimia Serta Tentang Pemusnahannya).
Meskipun demikian namun penegak hukum di Indonesia menggunakannya untuk mengendalikan dan membubarkan massa, termasuk pengunjuk rasa.
Apa itu Gas Air Mata ?
Gas air mata atau yang kerap disebut CS dengan rumus kimia 2-Clorobenzalden Malononitril adalah salah satu senjata kimia yang sering sekali digunakan untuk melawan musuh, menghadapi hewan berbahaya, atau pun melawan penjahat dalam keadaan berbahaya.
“Gas air mata” sebenarnya bukan gas, melainkan Serbuk Halus bertekanan tinggi yang dikemas dalam kaleng. Ketika ditembakkan, atau diaktifkan, serbuk ini akan menyebar dan menggantung di udara dengan kepadatan yang tinggi.
Farmasi mengenal teknologi ini dalam obat asma inhalasi, namun dosisnya sangat kecil. Serbuk halus ini akan berikatan dengan Kandungan Air yang terdapat di mata, kulit dan tenggorokan kita.
Serbuk halus yang mengambang di udara tersebut kemudian akan menempel di kulit, terhirup atau mengenai mata, karena berikatan dengan Kandungan Air yang terdapat di kulit, tenggorokan saluran pernafasan atau mata kita.
Gas Air Mata |
Efek yang timbul atau dirasakan Akibat Reaksi Gas Air Mata
Berikut ini adalah efek yang timbul atau dirasakan akibar dari reaksi Gas Air Mata :
- Di kulit: rasa terbakar.
- Di mata: rasa perih, keluar air mata.
- Di saluran pernafasan: hidung berair, batuk, rasa tercekik.
- Di saluran pencernaan: rasa terbakar yg parah di tenggorokan, keluar lendir dari tenggorokan, muntah.
- Apabila serbuk tersebut masuk hingga ke paru-paru : menyebabkan nafas pendek-pendek, dan atau sesak nafas.
Respon tersebut merupakan cara sistem pertahanan tubuh kita untul mengeluarkan serbuk yg berbahaya tersebut dari tubuh kita.
Kandungan Zat Pada Gas Air Mata
Adapun terdapat 2 zat yang biasa digunakan sebagai “gas air mata” diantaranya adalah :
- Minyak capsicum (minyak cabai)
- Zat kimia 2-Clorobenzalden Malononitril atau C10H5CIN2.
Antisipasi dan Cara Penanganan Dampak Gas Air Mata
Berikut ini adalah cara mengantisipasi dampak dari gas air mata :
1. Menggunakan kaca mata.
Hal tersebut merupakan cara yang jauh lebih baik untuk melindungi mata dari bahaya “gas air mata” ini, dibandingkan dengan mengoleskan odol di bawah kantong mata. Karena serbuk akan Terhalang oleh lensa kaca mata untuk bisa menyentuh bola mata.
2. Menggunakan hand & body lotion dan Sunblock
Mengoleskan hand & body lotion di tangan juga membantu mencegah efek mengiritasi kulit (jika tidak mengenakan lengan panjang), dan mengurangi konsentrasi serbuk di udara3. Mengoleskan Sunblock (bukan sunscreen) di seluruh wajah dan tangan lebih baik untuk melindungi kulit dan mata. Kandungan titanium dioksidanya akan mencegah “gas air mata” menembus pori-pori kulit.
Untuk mencegah serbuk masuk ke dalam paru-paru, sebaiknya sunblock dioleskan di seluruh wajah, sehingga lebih banyak serbuk halus (gas air mata) yang terikat.
3. Menggunakan Odol / Pasta Gigi
Tentu masalah harga dan ketersediaan produk sunblock bisa membuat odol menjadi salah satu alternatif.
Rekomendasi odol yang dapat digunakan adalah odol dengan merek Close Up, karena dengan kandungan air lebih banyak sebenarnya lebih biak dibandingkan merek odol / pasta gigi lainnya. Ingat serbuk ini akan “mencari” air untuk berikatan.
Untuk odol atau pasta gigi, selain dioleskan di bawah kelopak mata, perlu juga dioleskan di atas bibir, untuk mencegah serbuk masuk ke hidung.
4. Pakailah masker.
Menghirup biasanya merupakan jalur utama terpapar serbuk halus dari gas air mata. Menutupi mulut dan hidung Anda bisa sangat membantu. Jenis masker yang sama yang dianjurkan untuk dipakai di depan umum untuk melindungi diri dari virus corona juga bagus untuk membantu melindungi hidung dan mulut Anda dari gas air mata. Atau bisa juga menggunakan masker kain yang ditenun rapat, bandana, syal, dan buff. Atau, bisa juga menggunakan pelindung wajah plastik.
5. Kenakan baju lengan panjang, celana, dan kaus kaki.
Meskipun dengan pakaian tertutup anda menjadi gerah, tetapi semakin banyak bagian tubuh yang Anda tutupi, semakin sedikit kulit yang terpapar. Seperti halnya masker, semakin padat bahan pakaian Anda, semakin sedikit [gas air mata] yang masuk.
6. Membawa banyak air.
Meskipun Anda mungkin akan terbebani, tetapi anda bisa menggunakan air ekstra di tangan untuk segera membilas gas air mata.
Cara Penanganan korban gas air mata
- Di mata: bilas dengan air. Guyurkan air dari botol minum langsung ke mata, sampai rasa perih hilang. Jadi posko kesehatan perlu menyediakan banyak air minum dalam kemasan.
- Di tenggorokan: berkumur dengan air beberapa kali hingga rasa serbuk hilang.
- Mual / muntah: minum obat diare dari jenis adsorben, unt menyerap racun tersebut. Misalnya : Entrostop atau New Diatabs
- Di saluran pernafasan: pemberian oksigen dengan oksigen kaleng (Oxycan) akan sangat membantu “membilas” dan “mengencerkan” kadar serbuk di dalam paru-paru.
- Dra. Karimah Muhammad, Apt. CPE Alumni ITB
- Michele Heisler, M.D., M.P.A., direktur medis Physicians for Human Rights (PHR) dan profesor penyakit dalam dan kesehatan masyarakat di University of Michigan (https://www.self.com/story/what-to-do-if-tear-gassed)
KOMENTAR