Baca Juga :
Dunia kita ada beberapa agama bahkan lebih banyak. Di Indonesia kita tidak hanya memiliki satu agama saja tetapi kita memiliki aneka ragam agama. Indonesia meiliki enam agama yaitu agama islam, agama katolik, kristen protestan, hindu, konghuchu dan budha. Manusia dalam perjalanan sejarah untuk mengapreseasi persepsinya terhadap yang kudus atau yang ilahi.
Kita dituntut pada eksistensi nilai, moral, etika, seni dan hasrat yang terarah pada pilihan hidup ( option of life ) untuk mencari sesuatu sebagai pegangan hidup. Dalam “Man Does Not Live by Reason Alone” (1991), Kolakowski berpendapat bahwa “umat manusia tidak pernah bisa menghilangkan kebutuhan akan identifikasi diri religius: siapa saya, dari mana saya berasal, di mana saya cocok, mengapa saya? bertanggung jawab, apa arti hidup saya, bagaimana saya akan menghadapi kematian? Agama adalah aspek terpenting dari budaya manusia.
Kita dituntut pada eksistensi nilai, moral, etika, seni dan hasrat yang terarah pada pilihan hidup ( option of life ) untuk mencari sesuatu sebagai pegangan hidup. Dalam “Man Does Not Live by Reason Alone” (1991), Kolakowski berpendapat bahwa “umat manusia tidak pernah bisa menghilangkan kebutuhan akan identifikasi diri religius: siapa saya, dari mana saya berasal, di mana saya cocok, mengapa saya? bertanggung jawab, apa arti hidup saya, bagaimana saya akan menghadapi kematian? Agama adalah aspek terpenting dari budaya manusia.
Kebutuhan religius tidak dapat dipisahkan dari budaya dengan mantra rasionalis. Manusia tidak hidup hanya dengan akal.” Dia menunjukkan bagaimana kecenderungan untuk percaya bahwa semua masalah manusia memiliki solusi teknis adalah warisan yang tidak menguntungkan dari Pencerahan— “bahkan,” catatnya, “dari aspek terbaik Pencerahan: dari perjuangannya melawan intoleransi, kepuasan diri, takhayul , dan pemujaan tradisi yang tidak kritis.” Ada banyak hal tentang kehidupan manusia yang tidak rentan terhadap pengobatan atau campur tangan manusia.
Agama menjadi pendidikan dasar bagi karakter, nilai, moral dan hasrat manusia untuk berkembang menuju sesuatu yang lebih baik. Pendidikan agama sangat berpengaruhi bagi kelangsungan hidup manusia saat ini. Di indonesia, memiliki banyak mata pelajaran dan salah satu mata pelajaran adalah pendidikan agama. Mengapa harus ada pendidikan agama? Pendidikan agama membantu kehidupan manusia menuju yang lebih baik, mulai dari karakernya, maral dan nilai sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat.
Agama merupakan refleksi dari kemauan Tuhan, secara konseptual ilahiah, bersifat mutlak. Namun ketika turun kepada manusia, ia berubah menjadi relatif, tergantung pada latar belakang dan kemampuan manusia. Oleh karena itu pemahaman atau penangkapan terhadap pesan-pesan agama akan berbeda dari satu orang ke yang lain.
Agama dipandang sebagai fenomena sosial, karena agama ada dan terwujud dalam kaitannya dengan keyakinan, tindakan dan hasil tindakan manusia serbagai anggota masyarakat. Secara umum, agama dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia ghoib khususnya dengan tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. secara khusus agama juga dapat didefinisikan sebagai sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwajibkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasikan dan memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai ghaib dan suci.
Oleh karena itu, dengan mengetahui makna yang terkandung di dalam agama, maka orang yang beragama tersebut dapat merasakan kelembutan dan ketenangan yang dapat kita ambil dari ajaran agama tersebut. Sehingga dalam mengemukakan definisi dari agama, maka di perlukan suatu pemikiran yang cermat, sebab perkaran ini bukan perkara yang mudah dan gampang untuk dilakukan.
Agama telah dicirikan sebagai pemersatu aspirasi manusia yang paling sublime, sebagai sejumlah besar moralitas, sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin individu, sebagai sesuatu yang memuliakan dan yang membuat manusia beradab. Sebenarnya lembaga keagamaan adalah menyangkut hal yang mengandung arti penting tertentu, menyangkut masalah aspek kehidupan manusia, yang dalam transendensinya, mencakup sesuatu yang memiliki arti penting dan menonjol bagi manusia.
Referensi
1. Kimball, R. (2005). Leszek Kolakowski & the anatomy of totalitarianism. The New Criterion, June.
2. Monto Bauto, L. (2014). Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 11–25.
3. Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154–165. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1125
4. Agung Setiyawan, ‘Budaya Lokal Dalam Perspektif Agama’:, Esensia, XIII.Humaniora (2012), 1–20.
Agama menjadi pendidikan dasar bagi karakter, nilai, moral dan hasrat manusia untuk berkembang menuju sesuatu yang lebih baik. Pendidikan agama sangat berpengaruhi bagi kelangsungan hidup manusia saat ini. Di indonesia, memiliki banyak mata pelajaran dan salah satu mata pelajaran adalah pendidikan agama. Mengapa harus ada pendidikan agama? Pendidikan agama membantu kehidupan manusia menuju yang lebih baik, mulai dari karakernya, maral dan nilai sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat.
Agama merupakan refleksi dari kemauan Tuhan, secara konseptual ilahiah, bersifat mutlak. Namun ketika turun kepada manusia, ia berubah menjadi relatif, tergantung pada latar belakang dan kemampuan manusia. Oleh karena itu pemahaman atau penangkapan terhadap pesan-pesan agama akan berbeda dari satu orang ke yang lain.
Agama dipandang sebagai fenomena sosial, karena agama ada dan terwujud dalam kaitannya dengan keyakinan, tindakan dan hasil tindakan manusia serbagai anggota masyarakat. Secara umum, agama dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia ghoib khususnya dengan tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. secara khusus agama juga dapat didefinisikan sebagai sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwajibkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasikan dan memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai ghaib dan suci.
Oleh karena itu, dengan mengetahui makna yang terkandung di dalam agama, maka orang yang beragama tersebut dapat merasakan kelembutan dan ketenangan yang dapat kita ambil dari ajaran agama tersebut. Sehingga dalam mengemukakan definisi dari agama, maka di perlukan suatu pemikiran yang cermat, sebab perkaran ini bukan perkara yang mudah dan gampang untuk dilakukan.
Agama telah dicirikan sebagai pemersatu aspirasi manusia yang paling sublime, sebagai sejumlah besar moralitas, sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin individu, sebagai sesuatu yang memuliakan dan yang membuat manusia beradab. Sebenarnya lembaga keagamaan adalah menyangkut hal yang mengandung arti penting tertentu, menyangkut masalah aspek kehidupan manusia, yang dalam transendensinya, mencakup sesuatu yang memiliki arti penting dan menonjol bagi manusia.
Referensi
1. Kimball, R. (2005). Leszek Kolakowski & the anatomy of totalitarianism. The New Criterion, June.
2. Monto Bauto, L. (2014). Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 11–25.
3. Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154–165. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1125
4. Agung Setiyawan, ‘Budaya Lokal Dalam Perspektif Agama’:, Esensia, XIII.Humaniora (2012), 1–20.
KOMENTAR